Daerah penelitian telah diketahui memiliki potensi panas bumi yang terletak di daerah Duasudara, Kota Bitung, Sulawesi Utara. Daerah pemetaan geologi terletak pada 734000-738000 mT dan 166000-171000 mU (UTM Zona 51 N) dengan luas 20 km2. Daerah penelitian berupa daerah vulkanik yang terletak di kaki Gunung Duasudara dan Gunung Tangkoko. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi geologi daerah penelitian dan mengetahui penyebaran serta daerah anomali Hg dalam tanah dan CO2 dalam udara tanah.
Litologi di daerah penelitian merupakan produk Gunung Duasudara. Kegiatan volkanisme Gunung Duasudara pada Kala Pleistosen menghasilkan satuan batuan di daerah penelitian. Satuan tertua yaitu Satuan Tuf diikuti dengan pengendapan Satuan Breksi Piroklastik dan Satuan Lava Andesit. Selanjutnya pada Kala Holosen aktivitas volkanisme Gunung Duasudara mengendapkan Satuan Tefra Lapili. Struktur geologi yang berkembang di daerah penelitian berupa Sesar Normal Kayuwale Kecil dan Sesar Normal Pinasungkulan yang berarah baratlaut-tenggara dan diduga akibat dari aktivitas volkanik berumur Pleistosen. Keberadaan sesar ini juga diindikasikan oleh adanya daerah anomali Hg dan CO2 dari hasil analisis data geokimia tanah dan udara tanah.
Analisis kandungan unsur Hg dalam tanah dan CO2 dalam udara tanah dilakukan pada 127 sampel tanah dan udara tanah. Daerah anomali penyebaran unsur Hg dan CO2 diketahui dengan menentukan harga ambang menggunakan metode kurva probabilitas. Kisaran nilai Hg di daerah penelitian sekitar 4-336 ppb dengan harga ambang didapatkan sebesar 140 ppb, sedangkan kisaran nilai CO2 sekitar 0,1-4,8% dengan harga ambang sebesar 3,5%. Daerah anomali penyebaran Hg dan CO2 mengindikasikan adanya zona permeabilitas tinggi di bagian baratlaut yang berhubungan dengan aktivitas panas bumi di daerah penelitian.