digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Penelitian penjejakan dan penyimpanan karbon dalam air tanah di Cekungan Air Tanah (CAT) Jakarta bertujuan untuk mengetahui perubahan komposisi isotop dalam siklus karbon serta penyimpanan karbon di air tanah akibat kenaikan konsentrasi CO2 di udara. Metode dalam studi penjejakan siklus karbon di air tanah menggunakan analisis kimia dan isotop alami ? 13C, ? 18O dan ? 2H serta perhitungan tekanan parsial CO2 pada sampel air (air tanah, air hujan, air permukaan dan air laut) juga sampel gas atmosfer dan gas emisi kendaran. Hasil analisis menunjukkan fasies air tanah pada sistem akuifer bebas dominan adalah CaHCO3 dan sistem akuifer tertekan Na-HCO3. Air hujan yang menyebabkan dilusi air tanah terekam dari penurunan nilai TDS dan perubahan komposisi isotop ? 18O di akuifer bebas dari rata-rata 326 mg/L menjadi 320 mg/L dan akuifer tertekan dari nilai rata-rata 806 mg/L menjadi 752 mg/L serta perubahan komposisi isotop ? 18O yang semakin ringan pada air tanah akuifer bebas (-5,7 ‰ ke - 6,5 ‰) dan akuifer tertekan (-5,9 ‰ ke -6,3 ‰). Untuk nilai ? 2H terjadi enrichment dengan nilai -37,5 ‰ ke -34,0 ‰pada akuifer bebas dan -37,3 ‰ ke -36,2 ‰ pada akuifer tertekan. Perubahan ini mengindikasikan adanya gas karbon yang tercampur di air tanah.. Jejak siklus karbon dapat dilacak melalui perubahan komposisi isotop ?¹³C yang pada CAT Jakarta mencerminkan adanya pengaruh faktor antropogenik yaitu pembakaran bahan bakar fosil dengan nilai ?¹³C sekitar -23 ‰. Akibatnya, nilai ?¹³C di atmosfer mengalami penurunan hingga berkisar antara -9 ‰ hingga - 13 ‰. Gas terdifusi ke air hujan dari naiknya pCO2 sekitar 1,47-2,46 % dengan ? 13C pada rentang -14 ‰ s/d -19 ‰. Air hujan infiltrasi ke air tanah akuifer bebas memiliki perubahan yang lebih dinamis dengan ? 13C pada rentang -9 ‰ s/d -13 ‰ dan pCO2 1,30-1,39 % dibandingkan pada sistem akuifer tertekan yang lebih stabil ? 13C pada rentang -8 ‰ s/d -10 ‰ dan pCO2 0,45 – 0,57 %. Berdasarkan hasil perhitungan pCO2 air tanah, akuifer bebas menyimpan CO2 sekitar ± 3 kali lebih besar dibandingkan akuifer tertekan.