digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kemacetan seringkali terjadi di kota-kota besar, permasalahan ini terjadi karena jumlah kendaraan tidak sesuai dengan ruas jalan yang tersedia. Kemacetan kerap terjadi di Kota Bandung, terutama pada hari libur. Sebagai kota yang menjadi salah satu tujuan wisata di Jawa Barat, Kota Bandung banyak dikunjungi para wisatawan. Jumlah wisatawan meningkat setiap tahunnya dan kemacetan pun semakin sulit dihindarkan.Untuk mendukung pariwisata di Kota Bandung, masalah kemacetan harus segera diatasi. Oleh karena itu Kota Bandung telah mencanangkan untuk membangun suatu alat transportasi masal, yaitu Cable Car, dengan proyek Bandung SkyBridge. Diharapkan alat transportasi ini dapat mengurangi kemacetan dan menjadi salah satu daya tarik baru di Kota Bandung.Pada proyek akhir ini, penulis mencoba untuk memberikan pandangan lain kepada PT.Aditya Dharmaputra Persada sebagai developer dari proyek Bandung SkyBridge mengenai pengkajian aspek finansial dari proyek ini. Analisis keuangan yang dipakai menggunakan beberapa ukuran kinerja keuangan. Proyek akhir ini melakukan simulasi dengan menggunakan aplikasi Crystal Ball untuk mengetahui komponen apa yang paling sensitif terhadap tingkat pengembalian dan untuk mengetahui probabilitas dalam mendapatkan tingkat pengembalian yang diinginkan. Selanjutnya, proyek akhir ini melakukan stress test untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari komponen-komponen sensitif tersebut terhadap IRR dan NPV.Berdasarkan hasil pengukuran aspek keuangan, proyek ini menguntungkan dan layak untuk dikerjakan. Kinerja keuangan dari proyek ini adalah sebagai berikut: PBP 5,44; NPV Rp1.021.122.687.283; IRR 35,63%; PI 4,14; ROI 23,36%; ROE 66,74%, BBP 36%. Probabilitas untuk mendapatkan NPV tersebut sebesar 49,97% dan probabilitas untuk mendapatkan 35,63% IRR sebesar 50,97%. Proyek ini cukup kuat, harga tiket yang telah ditetapkan masih dapat diturunkan.