Dengan terus meningkatnya prevalensi kanker dan kebutuhan akan obat antikanker,
industri farmasi harus mampu hadir dalam mencukupi kebutuhan masyarakat.
Cyclophosphamide dikenal sebagai salah satu obat antikanker yang efektif dan
sudah digunakan sejak lama. Cylophosphamide tersedia dalam bentuk sediaan
serbuk injeksi akibat sifatnya yang tidak stabil dalam larutan. Namun, dalam
memproduksi serbuk injeksi, dibutuhkan waktu dan energi yang besar sehingga
industri harus mampu meningkatkan efisiensi proses dengan tetap mengutamakan
kualitas produk. Dalam penelitian ini dilakukan optimasi siklus liofilisasi dengan
mengoptimalkan proses freezing dan drying menggunakan metode one factor at a
time (OFAT). Lebih lanjut, variable yang berperan mencakup teknik annealing,
nilai tekanan, dan teknik continuous ramping. Pada masing-masing tahapan
optimasi siklus liofilisasi, dilakukan evaluasi secara fisik dan kimia dengan stress
test pada suhu 30
o
C dan 40
o
C selama 2 minggu. Data menunjukkan optimasi
annealing berdampak pada meningkatnya kestabilan produk secara fisik. Nilai
tekanan ?150 µbar mampu mengubah bentuk kristal cyclophosphamide dari
monohydrate menjadi anhydrous yang mempengaruhi kestabilan produk. Teknik
continous ramping mampu mempercepat siklus liofilisasi dan meningkatkan
stabilitas fisik-kimia produk jadi. Berdasarkan hasil optimasi, siklus liofilisasi baru
mampu menurunkan nilai Cost of Good Manufacture (COGM) hingga 32,5% dan
meningkatkan kapasitas produksi sebesar 48% dalam 1 tahun terhadap kapasitas
terpasang.