digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Dengan terus meningkatnya prevalensi kanker dan kebutuhan akan obat antikanker, industri farmasi harus mampu hadir dalam mencukupi kebutuhan masyarakat. Cyclophosphamide dikenal sebagai salah satu obat antikanker yang efektif dan sudah digunakan sejak lama. Cylophosphamide tersedia dalam bentuk sediaan serbuk injeksi akibat sifatnya yang tidak stabil dalam larutan. Namun, dalam memproduksi serbuk injeksi, dibutuhkan waktu dan energi yang besar sehingga industri harus mampu meningkatkan efisiensi proses dengan tetap mengutamakan kualitas produk. Dalam penelitian ini dilakukan optimasi siklus liofilisasi dengan mengoptimalkan proses freezing dan drying menggunakan metode one factor at a time (OFAT). Lebih lanjut, variable yang berperan mencakup teknik annealing, nilai tekanan, dan teknik continuous ramping. Pada masing-masing tahapan optimasi siklus liofilisasi, dilakukan evaluasi secara fisik dan kimia dengan stress test pada suhu 30 o C dan 40 o C selama 2 minggu. Data menunjukkan optimasi annealing berdampak pada meningkatnya kestabilan produk secara fisik. Nilai tekanan ?150 µbar mampu mengubah bentuk kristal cyclophosphamide dari monohydrate menjadi anhydrous yang mempengaruhi kestabilan produk. Teknik continous ramping mampu mempercepat siklus liofilisasi dan meningkatkan stabilitas fisik-kimia produk jadi. Berdasarkan hasil optimasi, siklus liofilisasi baru mampu menurunkan nilai Cost of Good Manufacture (COGM) hingga 32,5% dan meningkatkan kapasitas produksi sebesar 48% dalam 1 tahun terhadap kapasitas terpasang.