Saat ini perkembangan akan industri properti di Indonesia berada dalam posisi yang sangat baik. Pertumbuhan ekonomi, nilai mata uang, dan politik yang stabil memberikan kontribusi yang signifikan dalam perkembangan industri properti diindonesia. Selain itu juga meningkatnya golongan menengah di Indonesia yang mencapai 60% penduduk (Investor, 2013, 110) menyebabkan industri properti terus tumbuh. Hal ini turut mempengaruhi industri lain yang berkaitan dengan properti, salah satunya adalah kebutuhan akan barang-barang dekorasi rumah. Anekachina ikut mengambil kesempatan ini dengan menyediakan barang-barang dekorasi rumah, khususnya barang dekorasi dari China seperti keramik porselen atau yang dikenal dengan nama “guci”, lukisan keramik,pajangan kristal, patung, tea set, table set keramik, dan lain-lain. Anekachina mulai beroperasi sejak Juni 2012 secara offline dengan membuka
toko di Jalan Belakang Pasar, Bandung, kemudian pada bulan Desember 2012 diluncurkan toko online dengan nama www.Anekachina.com dengan tujuan untuk menjangkau pasar yang lebih luas. Sejak pembukaan toko offline penjualan tiap bulan masih belum stabil, dimana paling tinggi mencapai 29% dari target dan paling rendah hanya mencapai 4% dari target. Kemudian semenjak diluncurkannya toko online pada bulan Desember 2012 pencapaian tertinggi hanya sebesar 55% dari target, dan terendah 5%. Hal ini tidak sejalan dengan sasaran Anekachina, yaitu peningkatan penjualan secara berkelanjutan. Analisis dilakukan untuk mengetahui penyebab atau akar permasalahan dari penjualan yang masih minim. Analsia SWOT, Porter’s 5 forces, competitor, STP, dan marketing mix dilakukan untuk mengetahui kondisi internal dan external guna untuk
membantu mengetahui permasalahan yang ada. Setelah dilakukan analisa tersebut didapatlah 3 akar permasalahan yang menyebabkan minimnya penjualan Anekachina, yaitu tidak cocoknya lokasi toko dengan target market, promosi yang kurang agresif, dan kurangnya karyawan ahli di bidang marketing dan IT. Akar permasalahan tersebut dicoba
diatasi dengan mengajukan alternatif lokasi toko offline, yaitu di ruko atau di mall,kemudian melakukan berbagai promosi, sedangkan kurangnya karyawan ahli dicoba
diatasi dengan merekrut atau melakukan pelatihan terhadap karyawan yang ada. Alternatif skenario yang diberikan terdiri dari 3 macam, yaitu optimal, menengah, dan terjangkau. Adanya keterbatasan dalam pendanaan menyebabkan Anekachina memilih skenario ke 3 yaitu skenario terjangkau. Solusi ini mengatasi masalah lokasi dengan mengadakan pameran dan memperbaiki layout toko yang sekarang, masalah promosi diatasi dengan melakukan promosi melalui banner, brosur, apan nama, dan internet, dan masalah kekurangan staff diatasi dengan melakukan
pelatihan dan outsourcing untuk melakukan kegiatan SEO.