digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

PT Jamsostek (Persero) mengemban amanat sebagai badan penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga Kerja berdasarkan PP nomor 36 Tahun 1995. Dengan demikian ia mengemban visi dan misi menyediakan perlindungan dasar berkualitas bagi seluruh tenaga kerja Indonesia, meliputi Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, Jaminan Pemeliharaan Kesehatan dan Jaminan Hari Tua. Kinerja keuangan Jamsostek positif dan menunjukkan peningkatan di beberapa tahun terakhir ini. Laba bersihnya di tahun 2011 membukukan pertumbuhan 12% dibanding Laba Bersih 2010. Rasio-rasio keuangannya (likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas, termasuk TATO dan rasio klaim) menunjukkan kinerja positif di 3 tahun terakhir ini. Walau demikian tingkat kepesertaan Jamsostek terbilang sangat rendah dibanding besar pasar yang dimilikinya (kepesertaan aktif cuma 33% di segmen pasar Formal, dan 1% di segmen pasar Informal). Selain juga kecenderungan Peserta Malprestasi tinggi (40% Peserta Perusahaan ditengarai melakukan PDS TK/Upah, dan proporsi Peserta Non Aktif meningkat beberapa tahun ini). Isu strategis lainnya adalah kebutuhan transformasi paradigma compulsory menjadi need driven dalam akuisisi kepesertaan Jamsostek, dan kontingensi implikasi UU BPJS bagi kelangsungan kinerja Jamsostek. Berkaitan dengan isu strategis di atas, beberapa akar masalah diinventarisir, yaitu penegakan hukum yang lemah; kurangnya komunikasi, sosialisasi dan promosi; tingkat kesiapan infrastruktur Jamsostek untuk menopang strategi pertumbuhan dan mengemban amanat UU no 14/2004 tentang SJSN; dan tingkat kesiapan Jamsostek dalam menghadapi kontingensi kemungkinan peleburan dirinya dengan institusi BPJS lain. Untuk menjawab isu strategis berikut akar masalah di atas, Strategi Pertumbuhan dipilih. Yaitu Strategi Pertumbuhan dengan penetrasi pasar dan pengembangan produk sambil tetap mengedepankan kesinambungan konsolidasi internal. Pertimbangannya adalah potensi pasar belum tergarap yang masih besar, amanat UU SJSN, kecukupsiapan infrastruktur fungsional (database, IT, SDM dan internalisasi budaya) termasuk kecukupsiapan profil manfaat layanan (proliferasi varian dan manfaat cukup menggiurkan untuk ditawarkan pada segmen pasar Informal) untuk menapak pada strategi Pertumbuhan. Kesinambungan konsolidasi internal dalam bentuk perbaikan dan pengembangan Infrastruktur Fungsional tetap dilakukan untuk mendukung keberhasilan pencapaian strategi Pertumbuhan. Strategi Umum ini kemudian dituangkan dalam kebijakan yang bertitik fokus pada penertiban hukum bagi peserta yang melakukan malprestasi; komunikasi yang massif; meningkatkan keunggulan layanan, meliputi perluasan varian produk, peningkatan imbal hasil investasi dan pengujudan keunggulan operasional lewat pengembangan infrastruktur yang berkelanjutan, meliputi IT (persiapan e-cpmmerce), SDM (budaya kompetensi dan kinerja), dan GCG Action Plan sebagai kelanjutan strategi fungsional yang dibuat bertitik fokus pada langkah-langkah yang diperlukan untuk menaikkan tingkat kepesertaan aktif, menurunkan tingkat Peserta Malprestasi dan menaikkan tingkat kepesertaan di segmen pasar Informal. Termasuk langkah-langkah yang diperlukan untuk kesiapan SDM, IT dan budaya korporat dalam menyambut perubahan diri Jamsostek menjadi BPJS di tahun 2015