digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pengembangan wilayah merupakan suatu usaha untuk dapat memacu perkembangan sosial ekonomi, mengurangi kesenjangan wilayah serta dapat melestarikan lingkungan hidup dalam rangka menyerasikan berbagai kegiatan sektor ekonomi sehingga sumber daya yang ada dapat dioptimalkan dalam mendukung peningkatan kesejahteraan wilayah (Dodi,2002). Secara aktual, salah satu kunci keberhasilan pengembangan suatu wilayah dapat dilihat apabila terdapat keterkaitan mata rantai produksi antarkegiatan ekonomi yang diwujudkan dengan timbulnya permintaan penggunaan bahan baku baik dalam satu sektor antara industri satu dengan industri yang lain, maupun lintas sektor. Mengacu pada hal tersebut, maka timbulnya keterkaitan mata rantai produksi merupakan hal yang penting dalam mendukung perkembangan wilayah yang optimal. Salah satu keterkaitan yang penting yang dapat memberikan keuntungan baik bagi industri maupun bagi wilayah, khususnya di Kabupaten Karawang, yaitu timbulnya keterkaitan antara industri pengguna bahan baku hasil pertanian dengan sektor pertanian sebagai penghasil bahan baku yang dibutuhkan tersebut. Oleh karena itu, diharapkan industri yang tumbuh dapat memberikan manfaat bagi sektor pertanian dengan adanya potensi penggunaan bahan baku industri dari hasil pertanian tersebut. Selain itu, adanya kewajiban industri untuk dapat memberikan tanggungjawab kepada masyarakat dan lingkungan di sekitar lokasi industri tersebut merupakan salah satu hal yang dapat dimanfaatkan dalam mendukung perkembangan wilayah di sekitar industri tersebut. Tanggungjawab perusahaan ini berupa CSR (Corporate Social Responsibility). Mengacu pada hal tersebut, untuk kasus Kabupaten Karawang, di mana industri berkembang di wilayah yang mayoritas kegiatan ekonomi masyarakatnya adalah pertanian, maka tentu industri tersebut harus pula memiliki tanggung jawab sosial yang diperuntukkan bagi perkembangan pertanian sendiri. Berdasarkan kedua hal tersebut, maka dalam studi ini akan dilihat sejauh mana kegiatan industri yang berkembang memiliki potensi dapat dimanfaatkan dalam mendukung perkembangan pertanian lokal. Hasil analisis memperlihatkan bahwa kegiatan industri yang berkembang tidak menimbulkan potensi manfaat yang besar yang dapat menunjang perkembangan pertanian lokal. Hal ini terlihat dari tidak adanya penggunaan bahan baku dari lokal meskipun tersedianamun tidak dapat memenuhi kebutuhan dilihat dari segi kualitas, kuantitas, pola persediaan serta pola penyaluran yang tidak sesuai, serta penyaluran CSR hanya bagi petani padi sawah saja. Rekomendasi yang dapat diberikan terkait dalam dua hal, yaitu rekomendasi untuk mengoptimalkan minimnya potensi yang ada untuk perkembangan pertanian dengan memaksimalkan kestidaksesuaian kebutuhan industri dan persediaan pertanian, serta rekomendasi perkembangan pertanian yang tidak bergantung pada sektor industri. Dari hasil tersebut diharapkan sektor industri dapat terus berkembang.