digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Angkutan sekolah merupakan angkutan kelompok yang khusus diperuntukkan bagi perjalanan siswa sekolah. Dalam hal ini, angkutan sekolah dapat menjadi salah satu alternatif yang bisa diterapkan untuk mengubah perilaku perjalanan siswa yang tidak efisien (penggunaan kendaraan pribadi dengan tingkat okupansi yang rendah), sekaligus meningkatkan layanan transportasi publik bagi siswa yang tidak memiliki kendaraan pribadi. Meskipun demikian, pelayanan angkutan sekolah yang ada saat ini masih kurang diminati oleh para penggunanya. Salah satu penyebabnya adalah karena dalam melakukan perjalanan, pada dasarnya masing-masing orang mempunyai permintaan mendasar yang berbeda. Untuk menjelaskan hal tersebut, maka perlu diketahui jenis angkutan sekolah yang paling disukai beserta faktor-faktor apa yang dipertimbangkan dalam pemilihan moda sesuai dengan preferensi dan persepsi siswa, agar pengembangan angkutan sekolah ke depannya dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif ekplanatori melalui studi kasus yang dilakukan pada sekolah-sekolah favorit di Bandung. Berdasarkan hasil temuan studi, diketahui bahwa jika terdapat pelayanan angkutan sekolah di Kota Bandung, sebagian besar siswa menyatakan bersedia menggunakan angkutan sekolah, terutama karena adanya angkutan sekolah dapat membuat perjalanan siswa menjadi lebih mudah dan praktis. Menurut mereka yang bersedia, lebih dari setengahnya akan menggunakan angkutan sekolah ketika pergi dan pulang, sedangkan yang lainnya hanya akan menggunakan ketika pergi saja. Untuk alternatif moda angkutan sekolah, mayoritas siswa memilih bus sekolah, sedangkan sisanya memilih angkutan antar jemput dan car pooling. Namun jika dilihat berdasarkan tingkatan pendidikannya, terdapat perbedaan pola preferensi dimana sebagian besar siswa SD memilih untuk menggunakan antar jemput, sedangkan siswa SMP dan SMA lebih menyukai jenis moda bus sekolah. Dalam hal ini, kesediaan menggunakan angkutan sekolah serta pilihan moda angkutan yang paling disukai memiliki hubungan dengan karakteristik sosial ekonomi dan perjalanan siswa ditinjau dari ciri pelaku perjalanannya (total pendapatan orang tua siswa, tingkat kepemilikan mobil pribadi), ciri pola pergerakannya (jarak tempat tinggal siswa dengan sekolah, tingkat mobilitas siswa berdasarkan aktivitas yang dilakukan sepulang sekolah), serta ciri sistem angkutan yang digunakan (variasi moda yang digunakan ketika pergi dan pulang, rata-rata waktu yang dibutuhkan sekali perjalanan, total biaya perjalanan selama sebulan untuk sekali perjalanan). Selain itu, preferensi siswa juga ditentukan oleh faktor-faktor yang dirasakan penting untuk dipertimbangkan sesuai dengan persepsi siswa terhadap atribut pelayanan moda dimulai dari (1) faktor keselamatan, (2) faktor efisiensi, (3) faktor keandalan, (4) faktor biaya, (5) faktor kemudahan pencapaian, dan (6) faktor kenyamanan. Adapun faktor gengsi, bukan menjadi pertimbangan utama karena dirasakan kurang penting.