Usaha peternakan ayam ras (Broiler) sebagai salah satu sub sektor dari sektor agribisnis saat ini, tidak dapat dipungkiri merupakan usaha yang memiliki potensi untuk terus berkembang dan juga penting terutama bagi perekonomian secara umum karena berkaitan dengan berbagai sektor usaha mulai hulu hingga hilir, yang salah satu implementasi langsung dapat dilihat dari jumlah tenaga kerja yang dapat diserap dan PDB (Produk Domestik Brutto) yang dihasilkan oleh sektor ini. Kondisi ini terutama didukung oleh sifat dari produk ayam ras sendiri yang merupakan produk pemenuhan kebutuhan dasar manusia yaitu konsumsi protein hewani. CV XYZ adalah salah satu pelaku usaha peternakan ayam ras mandiri di wilayah Bandung yang memiliki sentra produksi di daerah Banjaran dan telah beroperasi selama kurang lebih 20 tahun serta memberikan pasokan terutama bagi pasar tradisional yang berada di kota Bandung dan sekitarnya sebesar 4-5 persen dari total kebutuhan setiap hari. Saat ini CV XYZ sedang berupaya untuk mengembangkan usahanya seiring dengan potensi permintaan daging ayam masyarakat khususnya Kota Bandung yang rata-rata terus meningkat 6-7 persen setiap tahunnya. Kondisi ini terutama didorong oleh peningkatan jumlah penduduk, tingkat pendapatan dan kesejahteraan masyarakat dan juga faktor pendukung lainnya seperti bertambahnya berbagai sektor usaha. Peluang untuk melakukan pengembangan usaha juga didasari oleh kenyataan bahwa sebagian besar pasokan ayam Kota Bandung dipenuhi oleh para peternak dari luar kota Bandung, terutama Ciamis dan Tasikmalaya.yang merupakan daerah dengan produksi unggas terbesar di Jawa Barat. Guna menentukan langkah pengembangan yang harus dijalankan,maka CV. XYZ perlu untuk melakukan perumusan strategi perusahaan yang meliputi analisis lingkungan internal maupun eksternal perusahaan (PEST Analysis dan Five Porter’s Analysis), analisis IFAS dan EFAS (Internal and External Factor Analysis Summary), SWOT Analysis, TOWS Matrix, Perumusan formulasi strategi korporat, formulasi strategi bisnis, formulasi strategi fungsional dan Pemilihan alternatif strategi dengan menggunakan analisis QSPM (Qantitatives Strategic Planning Matrix). Langkah-langkah tersebut kemudian diterjemahkan pada rencana implementasi dalam jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Dari hasil penelitian didapatkan hasil bahwa mata rantai usaha peternakan mulai dari hulu yaitu para produsen input produksi terutama DOC (Day Old Chiken), pakan dan obat-obatan, peternak (mandiri,rakyat,plasma), penyalur hingga konsumen akhir saling memberikan pengaruh bagi kelangsungan usaha peternakan yang yang sedang dijalankan, sehingga diperlukan jalinan kerjasama dan pemanfaatan setiap mata rantai agar perusahaan dapat melakukan proses pengembangan yang berhasil, disamping terdapatnya faktor penyakit unggas yang dapat memberi pengaruh cukup signifikan terhadap kegiatan usaha di sektor ini. Berdasarkan proses perumusan strategi dengan analisis QSPM terdapat langkah prioritas proses pengembangan yang dapat dilakukan oleh CV XYZ, yaitu 1). Untuk saat ini CV XYZ tetap melakukan proses pengembangan dengan melakukan pola peternak mandiri seperti yang sudah dijalankan, 2). CV XYZ dalam jangka menengah dapat mulai melakukan diferensiasi proses usaha dengan melakukan kerjasama kemitraan dengan berposisi sebagai peternak Inti dan yang ke 3). CV XYZ dalam jangka menengah juga dapat melakukan proses kerjasama kemitraan dengan berposisi sebagai peternak plasma. Dalam jangka panjang diharapkan CV XYZ dapat melakukan ketiga pola usaha peternakan ini secara bersama-sama dengan pola utama tetap sebagai peternak mandiri agar potensi yang ada dapat selalu dimanfaatkan secara maksimal.