digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Bendungan Situ Gintung dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan akan air bersih untuk penduduk Kota Tangerang dan sekitarnya. Saat bendungan ini jebol, warga sekitar mengalami kesulitan air bersih terutama saat musim kemarau dimana air tampungan bendungan ini sangat dimanfaatkan. Karena itu bendungan Situ Gintung diusahakan dibangun kembali dengan mempelajari kegagalan yang sudah terjadi sebelumnya. Perencanaan desain bendungan ini diusahakan seoptimal mungkin dengan desain yang seefisien mungkin. Dimulai dengan menentukan catchment area dari Kali Pesanggarahan yang merupakan sumber air dari bendungan ini, pengumpulan data curah hujan dari stasiun hujan yang berada di wilayah catchment itu, hingga ke proses perhitungan debit banjir dan debit andalan berdasarkan data curah hujan yang didapat. Debit banjir dihitung dengan metode Gumbel dan debit andalan menggunakan analisis metode Nakayasu. Berikutnya masing-masing dicek dengan penelusuran debit banjir untuk mengetahui besarnya air yang dapat melimpas diatas spillway dan juga simulasi optimasi waduk untuk menentukan jumlah kebutuhan air yang didapat untuk dapat memenuhi kebutuhan air penduduk. Spillway didesain dengan tipe WES tanpa pintu. Ketinggian spillway mencapai 8 m pada elevasi 53 m sedangkan bendungannya sendiri berada pada elevasi 56 m. Dead storage dianalisis dengan formula USLE dan didesain mampu bertahan selama 58 tahun. Di sisi-sisi danau dibangun dinding penahan tanah untuk mencegah gerusan pada sisi danau akibat air. Stabilitas spillway dihitung dengan metode Lane dengan tanpa memperhitungkan gaya akibat gempa.