BAB 1 Danesh Faeyza Zereenafif
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Danesh Faeyza Zereenafif
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Danesh Faeyza Zereenafif
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Danesh Faeyza Zereenafif
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Danesh Faeyza Zereenafif
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Danesh Faeyza Zereenafif
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Sebelum dialirkan pada aliran air alami, air tambang harus sesuai baku mutu
lingkungan. Keputusan Menteri ESDM 1827K/30/MEM/2018 mengenai kapasitas
fasilitas penampungan air tambang memiliki ketentuan mengenai kapasitas
minimal fasilitas pengelolaan air tambang dengan pencatatan hujan 84 jam sebagai
acuan kapasitas minimal fasilitas kolam pengendapan. Pencatatan hujan 84 jam
menjadi masalah pada tambang yang tidak memiliki penakar hujan otomatis karena
tidak dapat dihitung dengan curah hujan harian.
Intensitas hujan 84 jam tertinggi yang terjadi antara tahun 2000 hingga 2019
memiliki periode ulang 35 tahun, memiliki peluang hanya sebesar 13% untuk
melebihi intensitas rencana jika digunakan dalam merancang sistem penyaliran
dengan usia fasilitas selama 5 tahun dan peluang sebesar 25% jika digunakan untuk
merancang sarana penyaliran dengan umur 10 tahun. Durasi pencatatan hujan 84
jam dinilai kurang optimal untuk digunakan sebagai acuan perancangan fasilitas
pengendapan. Dilakukan analisis sebaran intensitas hujan harian (24, 48, dan 72
Jam) terhadap intensitas 84 jam. Intensitas hujan 72 jam kumulatif terjadi dengan
frekuensi terbesar pada rentang 79-100% dengan rerata 81% terhadap intensitas
hujan 84 jam. Durasi pencatatan hujan harian dengan periode 3 hari lebih optimal
digunakan sebagai dasar acuan kapasitas fasilitas pengendapan.
Beban fasilitas pengendap dipengaruhi pula oleh karakteristik catchment area,
dilakukan analisis untuk mengetahui pengaruh karakteristik catchment area
terhadap debit dan volume limpasan hujan. Panjang aliran berbanding lurus dengan
waktu konsentrasi, dengan sensitivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan
hubungan terbalik antara kemiringan aliran dan waktu konsentrasi. Diperlukan
pembuatan jenjang dengan sarana penyaliran pada setiap jenjang agar beban
limpasan lebih ringan untuk ditangani fasilitas pengendapan. Dibuat nomogram
antara panjang aliran, kemiringan aliran, dan waktu konsentrasi untuk menentukan
nilai waktu konsentrasi pada berbagai kondisi karakteristik catchment area.