Industri penyewaan menara telekomunikasi di Indonesia mengalami pertumbuhan yang sangat pesat pada akhir tahun 2000-an. Pertumbuhan ini didorong oleh pertumbuhan industri telekomunikasi dan peraturan pemerintah yang mendukung. PT Dayamitra Telekomunikasi, dikenal dengan sebutan Mitratel, anak perusahaan dari PT Telkomunikasi Indonesia Tbk, adalah salah satu perusahaan di industri ini. Dengan dukungan dari induk perusahaannya, PT Dayamitra Telekomunikasi tumbuh dengan cepat. Meskipun baru masuk ke industri ini pada tahun 2008, sekarang Mitratel telah mengoperasikan lebih dari 3000 menara.
Pada rapat umum pemegang saham terakhir, pemegang saham Mitratel meminta perusahaan untuk menjajaki kemungkinan melakukan IPO serta melakukan kajian dan persiapan terkait IPO tersebut. Tujuan dari pemegang saham adalah untuk meningkatkan nilai dari Mitratel dan untuk membiayai belanja modal perusahaan sambil tetap menjaga rasio hutang perusahaan dibawah 4.0x. Mitratel harus melakukan analisa penilaian perusahaan. Selain itu Mitratel juga harus melakukan kajian terhadap rencana IPO itu sendiri. IPO merupakan keputusan bisnis yang harus mempertimbangkan berbagai faktor.
Metode yang digunakan dalam proyek akhir ini untuk menentukan nilai dari Mitratel adalah Discounted Cash Flow (DCF) Valuation dan Relative Valuation. Metode DCF yang digunakan adalah two-stage Free Cash Flow to Equity (FCFE) Discount Model. Sedangkan metode Relative Valuation yang digunakan adalah Price to Earning Ratio (P/E) and Price to Book Value (PBV) multiples. Hasil dari kedua metode tersebut akan dikombinasikan untuk menghasilkan harga per lembar saham yang realistis dan atraktif. Selain itu juga akan dilakukan analisa terhadap IPO Mitratel berdasakan faktor strategik, finansial, dan valuasi, apakah IPO tersebut akan memenuhi tujuan dari pemegang saham atau tidak, serta memberikan rekomendasi langkah-langkah yang harus dilakukan agar IPO ini berhasil.
Dari hasil analisis, Mitratel layak untuk mencatatkan sahamnya pada papan utama di Bursa Efek Indonesia, dengan harga rekomendasi per lembar saham Mitratel adalah antara Rp. 15.000,- sampai Rp. 20.000,-. Akan tetapi dari analisa strategik, financial, dan valuasi, untuk mendapatkan nilai perusahaan yang lebih baik, Mitratel direkomendasikan untuk menunda rencana IPO-nya.