Tenaga kerja merupakan aset bangsa yang sangat berharga dan patut mendapatkan perhatian khusus mengenai masa depan mereka terutama ketika mereka telah memasuki usia
lanjut dan sudah tidak produktif lagi. Dana Pensiun merupakan sarana sekaligus jawaban yang dapat membantu mereka dalam menghadapi masalah tersebut. Dana Pensiun Telkom (DAPENTEL) merupakan jenis Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) yang menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP). Program yang diselenggarakan oleh DAPENTEL tersebut dimulai dari aktivitas menghimpun, mengelola, dan mengembangkan dana. Dalam mengelola dan mengembangkan dananya, DAPENTEL melakukan investasi dalam bentuk portofolio. Sedangkan jenis-jenis investasi yang boleh dikelola, diatur dan dibatasi oleh Menteri
Keuangan. Semakin optimal kinerja portofolio investasi, semakin terjamin pembayaran Manfaat Pensiun bagi Pensiunan. Kondisi resesi global seperti yang terjadi di tahun 2008 bisa terjadi kapan saja dan dapat mengakibatkan kinerja portofolio investasi DAPENTEL menjadi tidak optimal sehingga akan berdampak pada tidak tercapainya target hasil usaha investasi, tidak tercapainya target Return On Investment (ROI) dan yang paling buruk adalah tidak tercapainya tujuan utama DAPENTEL yaitu ketika DAPENTEL tidak bisa memenuhi kewajibannya untuk membayar manfaat pensiun kepada Peserta DAPENTEL seperti yang telah dijanjikan sebelumnya. Permasalahan ini dapat diselesaikan dengan cara melakukan analisis kinerja portofolio investasi, analisis pola penempatan investasi (alokasi aset), dan analisis Volatilitas Single Asset selama tahun 2005 hingga tahun 2009 untuk mengetahui apakah hasil investasi telah mencapai tujuannya (return yang optimal dengan tingkat risiko yang terkendali) dan apakah alokasi aset telah sesuai dengan Arahan Investasi. Selanjutnya dilakukan penilaian kinerja portofolio
investasi DAPENTEL dengan menggunakan metode Risk Adjusted Return yang terdiri dari Sharpe Ratio, Treynor Ratio, dan Jensen’s Differential Return. Setelah itu dilakukan analisis Coefficient of Variation (CV) dan Standard Deviation Portofolio Investasi DAPENTEL tahun
2005 hingga tahun 2009, untuk menentukan portofolio investasi yang paling optimal untuk tahun 2010. Selanjutnya, berdasarkan teori portofolio Harry M. Markowitz, dilakukan penyusunan Alternatif Rancangan Portofolio Investasi DAPENTEL untuk tahun 2010 yang paling optimal dan efisien, yaitu dengan memilih portofolio investasi yang memiliki CV dan Standard
Deviation paling terkecil serta Average Return yang paling optimal dari beberapa alternatif yang disusun. Dari hasil analisis tersebut, menunjukkan bahwa Rancangan Portofolio Investasi VIII dinilai paling optimal dan efisien karena memiliki nilai CV paling rendah (0,79%), Standard Deviation paling rendah (0,10%), dan Average Return paling optimal (12,41%). Alokasi aset yang terbaik diletakkan pada Deposito Berjangka (1%), Deposito On Call (3%), Saham (4%),
Obligasi (80%), Unit Penyertaan Reksa Dana (1%), Surat Berharga Pemerintah RI (10%), dan Penempatan Langsung Saham (1%). Rancangan Portofolio Investasi VIII tersebut, untuk selanjutnya dapat diterapkan oleh
DAPENTEL sebagai keputusan berinvestasi di triwulan pertama tahun 2010. Dengan dilaksanakannya langkah-langkah implementasi dan disusunnya jadwal implementasi
diharapkan Kinerja Portofolio Investasi DAPENTEL tahun 2010 menunjukkan hasil yang lebih optimal dari tahun-tahun sebelumnya, sehingga tujuan utama dari DAPENTEL yaitu menjamin pembayaran manfaat pensiun seperti yang dijanjikan dalam Peraturan Dana Pensiun (PDP) dapat diterima oleh Peserta, Janda/Duda dan Anak sampai orang terakhir dapat tercapai dari waktu ke waktu.