PT (Persero) Bahana Pakarya Industri Strategis (BPIS) merupakan holding company yang dibentuk pemerintah untuk mengelola 10 anak perusahaan yang bergerak dalam bidang industri manufaktur sampai industri elektronik dengan lini bisnis yang beragam. Selama 2 (dua) tahun belakangan ini jumlah pesanan masuk dari anak perusahaan PT BPIS cenderung menurun, hal ini disebabkan adanya penolakan order masuk yang diakibatkan tidak mencukupinya kapasitas yang dimiliki perusahaan, disisi lain perusahaan dikelompok PT (Persero) BPIS yang mempunyai kemampuan yang sama saing bersaing dalam memperebutkan order. Pemanfaatan kemampuan yang sama dari anak perusahaan yang menjadi inti penulisan tugas akhir ini adalah integrasi antara PT INKA, PT Barata Indonesia dan PT Boma Bisma Indra dalam memproduksi bogie kereta api. Proyeksi permintaan untuk bogie kereta api dari tahun ketahun semakin meningkat dan permintaan pada tahun 2001 sekitar 498 unit bogie. Kapasitas aktual PT INKA adalah 150 unit bogie sehingga terjadi kekurangan antara permintaan dan kapasitas yang dimiliki sebesar 348 unit bogie. Untuk mengurangi kekurangan kapasitas tersebut perusahaan berupaya meningkatkan kapasitas yang dimiliki dengan penambahan shift kerja menjadi 2 (dua), sehingga kapasitasnya menjadi 300 unit bogie Alternatif yang lain yang ditawarkan adalah dengan integrasi proses bisnis anak perusahaan yang lain yang mempunyai lini bisnis yang hampir sama dengan PT TNKA, yaitu PT Barata Indonesia dan PT Boma Bisma Indra, sehingga kekurangan kapasitas dapat memanfaatkan kapasitas yang dimiliki oleh PT Barata Indonesia ataupun PT Boma Bisma Indra sehingga permintaan bogie sebesar 498 unit bogie tersebut dapat dipenuhi dan juga dapat meningkatkan sinergi antar anak perusahaan tanpa menambah investasi.