digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Penggantian pipa 8” transmisi gas Pinang – Pager, di ruas antara Lapangan Kerang dan Ubi sepanjang 4,8 kilometer, adalah salah satu dari Rencana Bisnis 2006‐2007 dari Unit Operasi Sumatera Light‐oil North (SLN), PT Chevron Pacific Indonesia (CPI). Ini didefinisikan sebagai suatu proyek karena bersifat kompleks, tidak rutin dan usaha dalam satu kali waktu yang dibatasi oleh kerangka waktu, alokasi biaya, sumber daya khusus dan spesifikasi mutu yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, yaitu untuk mengurangi resiko bahaya keamanan dan menghindari kehilangan produksi gas dalam hal saluran pipa rusak atau bocor.Desain rekayasa yang telah dilakukan di awal sebagai bagian dari perencanaan proyek sudah dicoba dilakukan dengan baik mencakup penilaian resiko kualitatif dari beberapa ruas saluran pipa, peninjauan lapangan untuk memperkirakan kebutuhan material dan mengkaji ulang kelayakan konstruksi, perhitungan rekayasa saluran pipa, analisis ekonomi, pengembangan rencana pengelolaan resiko, dan perkiraan harga berdasarkan data sumber daya dan material di proyek sebelumnya. Namun demikian, setelah menyelesaikan proyek secara keseluruhan yang ditandai dengan penutupan proyek secara resmi dan penyerahan seluruh aset kepada pelanggan (tim operasi), ternyata beberapa perencanaan strategis dan operasional proyek tidak diimplementasikan secara lancar atau bahkan data yang tersedia tidak cukup akurat. Masalah utama selama pelaksanaan proyek adalah penurunan produksi gas secara drastis dari fasilitas pengolahan gas Pinang, yang mengurangi bobot pentingnya proyek secara ekonomis dari sudut pandang manajemen PT CPI. Permasalahan lain adalah tindakan yang tidak sesuai dengan prosedur dari kontraktor proyek sehingga mengakibatkan keterlambatan penyelesaian tahap konstruksi, yang mana hal ini tidak diantisipasi sebelumnya karena adanya transisi kontraktor tetap perusahaan di awal pelaksanaan proyek yang ternyata berpengaruh terhadap kelancaran pengendalian proyek. Kedua akar permasalahan, yaitu penurunan produksi gas secara drastis yang mempengaruhi parameter ekonomi proyek serta urutan pekerjaan konstruksi yang tidak dilakukan dengan benar oleh kontraktor, dikaji secara rinci dalam proyek akhir ini. Beberapa alternatif solusi untuk tindakan pembetulan, sebagai bagian dari pengendalian proyek, dipaparkan dan akhirnya diambil alternatif terpilih yaitu dengan cara membatalkan sebagian lingkup pekerjaan proyek agar keekonomisan proyek yang bagus tetap terjaga serta meminta kontraktor untuk bertanggung jawab atas kesalahan yang telah dilakukan. Suatu rencana implementasi berupa penambahan stakeholder baru agar dilibatkan sebagai seorang pengambil keputusan dan tim inti proyek untuk perbaikan akurasi perhitungan ekonomi proyek, serta kebutuhan akan penambahan sumber daya kontraktor dan usulan untuk mengoptimalkan fungsi jabatan tertentu pada suatu unit organisasi terkecil di internal PT CPI guna perbaikan standar kinerja kontraktor, juga dipaparkan sebagai bahan pembelajaran untuk melakukan perencanaan dan pengendalian proyek sejenis yang lebih baik di masa yang akan datang.