digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Indonesia adalah negara yang memiliki cadangan energi panas bumi yang sangat besar yaitu sekitar 27000 MWe. Sampai dengan tahun 2008, Indonesia telah memanfaatkan energi panas bumi sebesar 1052 MWe. Untuk meningkatkan pemanfaatan energi panas bumi, dibuat rencana pengembangan yang menargetkan pemanfaatan energi panas bumi sebesar 9500 MW pada tahun 2025. Salah satu cara untuk mencapai target tersebut adalah dengan pembangunan fasilitas produksi uap panas bumi. Pada tugas akhir ini telah dilakukan analisis hidrolik pipa untuk mengetahui karakteristik fluida produk, penentuan diameter pipa, perhitungan laju kondensasi, analisis potensi korosi, pemilihan material pipa, penentuan tebal pipa dan analisis tegangan berdasarkan kode ASME B31.1 Power Piping pada lapangan panas bumi Darajat. Dari analisis hidrolik, didapatkan aliran yang memenuhi kriteria uap minimum berdasarkan pemilihan diameter yang dilakukan yaitu uap bertekanan 14,91 barg dengan temperatur 206,1oC untuk Unit II dan uap bertekanan 16,44 barg dengan temperatur 208,4oC untuk Unit III. Material pipa yang dipilih adalah API 5L berdasarkan laju korosi 4 mpy. Dari analisis tegangan, fasilitas produksi mengalami kegagalan terhadap beban ekspansi, gempa, dan angin. Oleh karena itu diperlukan modifikasi gap tumpuan dan expansion loop. Berdasarkan studi parameter, sistem mengalami kegagalan apabila terjadi perpindahan kepala sumur 0,37 m ke bawah atau 0,33 ke atas, tekanan operasi 53,5 barg, beban gempa 0,31 g, kecepatan angin 250 km/jam, dan kehilangan 12 tumpuan.