Meningkatnya jumlah pengguna dan pelanggan internet di Indonesia, maka potensi pasar untuk penyedia jasa internet di Indonesia sangatlah menjanjikan. Salah satu komposisi pangsa pasar yang potensial bagi Speedy berasal dari segmen residensial (rumah tangga) sebab dari 447.757 pelanggan PSTN di Bandung hanya terdapat 58.733 yang sudah berlangganan Speedy. Berdasarkan hasil FGD yang dilakukan penulis diperoleh dua alasan mengapa orang belum berlangganan internet yaitu, ketakutan tidak dapat menggunakan internet (technology fear) dari pihak orang tua dan ketakutan orang tua akan internet dapat berdampak negatif terhadap anakanaknya. Penelitian ini bertujuan untuk mengusulkan strategi pemasaran guna mengatasi technology fear dari orang tua sehingga dapat meningkatkan jumlah pelanggan Speedy. Usulan strategi ini didasarkan pada data primer berupa kuesioner yang disebarkan kepada 100 orang tua serta menggunakan data sekunder berupa data riset internal Speedy. Pengumpulan data kuesioner dilakukan dengan menggunakan teknik
pengambilan sampel purposive sampling method, yakni responden yang memiliki anak berusia 10-19 tahun. Kuesioner ini disebarkan untuk mengetahui pengaruh perceived ease of use dan perceived of usefulness terhadap keputusan responden untuk menggunakan Speedy. Dari hasil kuesioner diperoleh alasan utama yang
menyebabkan responden belum memutuskan untuk berlangganan internet atau Speedy yaitu, kekurangpahaman orang tua (responden) terhadap internet. Berlandaskan hasil kuesioner dan FGD yang telah dilakukan, penulis
mengusulkan sebuah strategi baru untuk diterapkan terhadap paket family yang sudah ada saat ini, dimana paket Family akan dilengkapi dengan berbagai fitur untuk
mempermudah pengguna yang tidak begitu familiar dengan penggunaan internet dengan harga promo sebesar Rp 100.000/bulan yang berlaku selama 6 bulan pertama.
Untuk dapat mengkomunikasikan produk ini, penulis mengusulkan agar Speedy melakukan promosi seperti iklan di media cetak, CD Tutorial, dan Speedy Corner. Usulan strategi ini direncanakan untuk diimplementasikan dalam waktu 1 tahun dengan estimasi biaya inisial investasi sekitar Rp 706 juta dan kenaikan pangsa pasar sekitar 45.205 pelanggan baru Speedy.