Dalam industri migas, penggunaan sistem pipeline sebagai alat transportasi dan distribusi sudah sangat umum. Degradasi yang terjadi pada pipeline tidak dapat dihindari. Salah satu degradasi yang paling sering terjadi adalah degradasi akibat korosi. Pipeline yang mengalami kegagalan dapat menimbulkan dampak buruk pada keselamatan umum dan lingkungan. Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu tindakan pada sistem perpipaan agar korosi tidak berkembang menjadi kegagalan yang disebut manajemen integritas.
Kajian integritas kekuatan merupakan salah satu aktivitas inti manajemen integritas. Fokus tugas sarjana ini adalah melakukan kajian integritas kekuatan pada sistem perpipaan yang mengalami cacat korosi. Analisis dilakukan berdasarkan DNV-RP-F101 dengan memanfaatkan data hasil inspeksi intelligent pigging pada jalur pipa gas Lembak – Simpang Y yang berada di area Sumatera bagian selatan.
Cacat korosi dikaji dengan dua metode yaitu metode A – Calibrated Safety Factor dan metode B – Allowable Stress Approach. Dengan kedua metode tersebut, cacat korosi dianalisis sebagai cacat tunggal, cacat interaksi, dan cacat kompleks. Cacat interaksi merupakan cacat-cacat tunggal yang saling berinteraksi dan mempengaruhi kekuatan sisa pipa. Cacat kompleks merupakan gabungan cacat-cacat tunggal yang jaraknya sangat dekat sehingga berperilaku sebagai satu kesatuan cacat.
Dari hasil kajian dengan metode A, diperoleh titik kritis pada lokasi absolut km 45,287 untuk cacat tunggal, km 2,665 untuk cacat interaksi, serta km 5,731 untuk cacat kompleks. Sedangkan hasil kajian dengan metode B, diperoleh titik kritis pada lokasi absolut km 45,287 untuk cacat tunggal, km 44,956 untuk cacat interaksi, serta km 5,731 untuk cacat kompleks.