digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak
PUBLIC Open In Flip Book Dewi Supryati

Kemacetan di terminal peti kemas sering diukur melalui waktu putar rata-rata truk eksternal. Pengurangan waktu putar rata-rata ini dapat dicapai dengan meningkatkan efisiensi operasi derek lapangan dan mengendalikan waktu kedatangan truk eksternal melalui sistem reservasi truk. Mengingat keterkaitan erat antara sistem reservasi truk dan penjadwalan derek lapangan, dikembangkan koordinasi dari pendekatan-pendekatan tersebut untuk meningkatkan efisiensi operasional di terminal peti kemas. Secara khusus, penelitian ini mengeksplorasi koordinasi sistem reservasi truk dan strategi penjadwalan derek lapangan multi- blok dan multi-derek. Dalam melaksanakan kegiatan pengambilan peti kemas oleh derek lapangan, RTG (Rubber-Tired Gantry) dapat menempuh jarak yang jauh sementara operator derek lapangan berupaya mengurangi waktu pergerakan sehingga terjadi konflik. Penelitian ini memberikan kontribusi penting dengan menghadirkan perspektif yang lebih menyeluruh dan memperkenalkan pendekatan integratif antara terminal peti kemas dan perusahaan truk. Penelitian ini mampu mengatasi kekurangan-kekurangan pada penelitian sebelumnya dengan pengembangan model yang lebih terintegrasi dan adaptif, yang memungkinkan perbaikan waktu penyelesaian truk, peningkatan pemanfaatan derek di lapangan, serta pengurangan emisi karbon. Pendekatan ini memperkaya literatur dalam bidang operasional terminal peti kemas dengan menyajikan model yang lebih relevan untuk tantangan nyata di industri logistik. Pada penelitian ini, dikembangkan metode yang menyeimbangkan tujuan individu agen perusahaan truk (truk), agen terminal peti kemas (derek lapangan), dan agen regulator (pemerintah) dengan mempertimbangkan tujuan kolektif untuk meminimalkan waktu putar truk secara keseluruhan. Model simulasi berbasis agen digunakan untuk mengevaluasi berbagai strategi penjadwalan derek lapangan dan pendekatan sistem reservasi truk, termasuk metode sentralisasi dan desentralisasi. Penelitian ini juga mengintegrasikan model koordinasi multi-blok dan multi-derek untuk mencerminkan operasi terminal yang lebih nyata. Berbagai konfigurasi sistem reservasi truk dan strategi penjadwalan derek disimulasikan untuk menganalisis pengaruhnya terhadap indikator kinerja utama, seperti waktu putar rata-rata, utilisasi derek lapangan, dan emisi CO2. Strategi penjadwalan nearest-truck-first-served (NTFS) menunjukkan waktu putar truk eksternal yang lebih rendah dibandingkan dengan strategi first-come-first- served (FCFS) dan nearest-truck longest-waiting-time first-served (NLFS). Selain itu, penggunaan koordinasi multi-blok dan multi-derek memungkinkan fleksibilitas operasional yang lebih baik. Solusi terbaik yang diidentifikasi melalui pendekatan multi-criteria decision-making (MCDM) adalah kombinasi sistem reservasi truk desentralisasi atau Decentralized Truck Appointment System (DTAS) dengan strategi penjadwalan derek NTFS. Decentralized Truck Appointment System (DTAS) umumnya menghasilkan efisiensi yang lebih tinggi dalam pengurangan emisi CO2 dibandingkan dengan Centralized Truck Appointment System (CTAS), terutama pada tingkat kedatangan truk yang sedang hingga tinggi. Untuk indikator kinerja yang optimal—seperti waktu putar truk dan emisi CO2 yang lebih rendah—implementasi DTAS bersama penjadwalan NTFS dapat memperbaiki kinerja sistem eksisting (CTAS-FCFS). Hasil simulasi menunjukkan terdapat penurunan waktu putar sebesar 10,01%, peningkatan efisiensi penggunaan derek lapangan sebesar 59,19%, dan penurunan emisi CO2 sebesar 45,33% oleh kombinasi DTAS-NTFS dibandingkan dengan kombinasi CTAS-FCFS. Penelitian ini menunjukkan potensi manfaat koordinasi sistem reservasi truk dan strategi penjadwalan derek lapangan multi-blok dan multi- derek dalam meningkatkan operasi terminal peti kemas.