digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Video game merupakan permainan yang melibatkan interaksi pengguna untuk menghasilkan umpan balik visual. Penggunaan sensor membuka peluang besar dalam pembuatan video game jenis baru. Indonesia sebagai negara dengan kekayaan budaya yang beragam sangat berpotensi untuk dijadikan tema dalam video game. Penulis bersama dengan rekan dari Fakultas Seni Rupa dan Disain merancang sebuah video game bertemakan alat musik angklung. Angklung diintegrasikan dengan akselerometer sehingga dapat digunakan sebagai alat input pada video game. Sistem terdiri dari modul sensor, mikrokontroler, dan alat musik angklung. Dua buah akselerometer digunakan untuk mengukur akselerasi pada sumbu X, Y, dan Z. Akselerometer diletakkan pada badan angklung. Data analog dari akselerometer diolah oleh mikrokontroler lalu dikirim melaui port serial untuk memberikan perintah kepada program Visual Basic dan memainkan video game. Sistem akan membedakan tiga macam gerakan angklung yaitu centok, krulung, dan tengkep. Karakteristik setiap gerakan didapat dari pengujian terhadap subjek pemain angklung dan subjek yang belum pernah bermain angklung. Analisis dari karakteristik dilakukan pada sinyal domain waktu dan frekuensi, namun algoritma penentuan gerakan ditentukan berdasarkan karakteristik sinyal pada domain waktu. Algoritma yang diterapkan pada mikrokontroler memiliki waktu eksekusi 0,0371 s. Dari hasil pengujian akhir diketahui bahwa algoritma yang dibuat dapat mengidentifikasi gerakan permainan angklung dengan akurasi 100% untuk gerakan centok, 96,66% untuk krulung, dan 95% untuk tengkep. Angklung dapat digunakan sebagai alat input untuk bermain video game Bamboo Beat.