Pertumbuhan cadangan gas di Indonesia memperlihatkan adanya pergeseran
produksi dari minyak ke gas sebagai akibat mulai menurunnya lapangan-lapangan
minyak yang ada saat ini. Kegiatan eksplorasi selama sepuluh tahun terakhir telah
memberikan hasil berupa penemuan-penemuan penting dan besar untuk lapangan
gas raksasa di seluruh Indonesia.
Pengetahuan tentang asal mula, distribusi, dan habitat gas alam sangat penting
untuk memfokuskan eksplorasi gas. Pengetahuan regional geokimia gas akan
menghasilkan strategi eksplorasi gas yang efisien.
Contoh batuan yang dianalisis pada sumur SBU-1 memperlihatkan bahwa
kandungan karbon organik total (TOC) berkisar antara rendah sampai cukup
berpotensi. Formasi Telisa mempunyai nilai TOC berkisar antara 0.75 and 1.22%,
Formasi (equivalen) Baturaja berkisar antara 0,44 and 1,36% sedangkan Formasi
Talangakar berkisar antara 1,23 and 1,66%.
Hasil plot data Rock-Eval pada diagram modifikasi van Krevelen memperlihatkan
bahwa mayoritas contoh batuan yang dianalisis merupakan kerogen Tipe III (gas
prone). Interpretasi kematangan mengindikasikan bahwa tingkat kematangan awal
terjadi pada kedalaman 2600m dan mulai menghasilkan hidrokarbon pada
kedalaman dibawah ini.
Analisis komposisi gas secara terperinci telah dilakukan atas 7 (tujuh) contoh gas
yang diambil dari sumur Durian Mabok-2, Suban-3, Suban-4, Suban-5, Suban-6,
Suban-7, Suban-9, SBB-1, SBB-2 dan SBU-1. Komposisi gas-gas ini umumnya
serupa dan hanya didominasi oleh komponen-komponen hidrokarbon dengan nilai
antara 84,56% mol dan 98,13% mol. Gas metana (CH4) merupakan komponen
yang paling melimpah dengan nilai antara 75,98% mol dan 89,83% mol
sedangkan kandungan gas basah (C2-C5) yang cukup tinggi (5,88 - 22,57%),
iv
mengindikasikan bahwa gas-gas murni ini kemungkinan termogenik pada
awalnya.
Metode plot-silang geokimia metana ?13CCH4 terhadap pembentukan hidrokarbon
menunjukkan bahwa gas yang berada di Lapangan Suban terbagi menjadi dua tipe
gas yaitu gas termogenik dan gas biogenik. Hal ini diperkuat oleh hasil plot-silang
?13CCH4 terhadap konsentrasi C2+ yang menunjukkan bahwa di daerah penelitian
terdapat dua tipe gas yang berbeda asalnya.
Komposisi isotop karbon yang stabil dari komponen CO2 yang ditemukan di
daerah penelitian menunjukkan nilai yang bervariasi antara -0,28% dan -14,15%.
Hasil plot-silang menunjukkan bahwa CO2 berasal dari dua sumber yaitu sebagai
aktivitas mantel atau volkanik serta sumber biogenetik.