Memahami evolusi kinematika blok hanging wall dalam pembentukan sesar anjak pada sabuk perlipatan dan sesar anjak (SPSA) penting untuk mengoptimalkan kegiatan eksplorasi migas dan mitigasi bencana di daerah SPSA. Penelitian ini menggunakan analisis particle image velocimetry (PIV) pada model analog sandbox untuk mengamati bagaimana evolusi kinematika blok hanging wall selama perkembangan sesar anjak. Memahami evolusi perkembangan sesar anjak dapat membatu memperkirakan pola migrasi hidrokarbon dalam sistem SPSA dan memprediksi segmen sesar anjak yang akan aktif dalam SPSA.
Hasil eksperimen menunjukkan bahwa sesar anjak berkembang melalui tiga fase. Pada fase pertama terjadi akumulasi regangan horizontal untuk memulai pembentukan nukleasi sesar yang mencerminkan fenomena strain hardening. Kemudian, dilanjutkan dengan fase propagasi bidang sesar anjak yang disertai dengan peningkatan magnitudo perpindahan yang signifikan. Fase ini mencerminkan fenomena strain weakening. Terakhir, fase translasi hanging wall sepanjang bidang sesar dengan evolusi magnitudo perpindahan yang relatif konstan. Imbrikasi sesar anjak terbentuk melalui pengulangan ketiga fase ini dengan irisan antara fase pertama dan ketiga.
Beberapa parameter arsitektural SPSA dapat mempengaruhi pola evolusi kinematika hanging wall. Peningkatan kemiringan dan koefisien friksi basal akan menghambat pergerakan material, sehingga meningkatkan kemiringan topografi dan total perpindahan sesar anjak. Penambahan ketebalan lapisan material akan memperbesar geometri sesar anjak dan meningkatkan regangan yang diperlukan untuk pembentukannya. Variasi geometri zona orogen secara lateral mengontrol distribusi kinematika hanging wall dan menghasilkan imbrikasi sesar anjak dengan jurus yang searah dengan geometri zona orogen tersebut. Deformasi basement involved pada lapisan pasir akan menghasilkan kinematika hanging wall lebih lambat dan tersebar dibandingkan dengan blok yang kaku, sehingga perpindahan sesar pada lapisan pasir lebih pendek.