Pemisahan emas dari batuan bijih emas sampai saat ini umumnya dilakukan dengan menggunakan bahan kimia berbahaya. Bahan kimia berbahaya yang biasa digunakan dalam pemisahan bijih emas adalah merkuri (proses amalgamasi) dan sianida (proses sianidasi). Pencemaran merkuri dan sianida ke alam akan sangat berbahaya bagi kehidupan dan kesetimbangan ekosistem lingkungan. Teknik pemisahan yang lebih ramah lingkungan dan juga lebih ekonomis diperlukan untuk menggantikan teknik konvensional yang cenderung tidak ramah lingkungan tersebut. Salah satu teknik yang dianggap mampu untuk mengatasi permasalahan tersebut antara lain dengan
menggunakan teknik flotation and sink dengan menggunakan media tetrabromoetana (TBE). TBE adalah bahan kimia yang lebih ramah terhadap lingkungan dibandingkan dengan merkuri dan sianida. TBE memiliki beberapa kelebihan dibandingkan heavy liquid lainnya. TBE memiliki densitas sebesar 2,97 g/mL. TBE juga memiliki tekanan uap yang rendah (0,02 mmHg pada 25oC) dibandingkan bromoform (5,9 mmHg pada 25oC) sehingga dalam pengerjaannya lebih aman.
Selain itu menggunakan TBE juga akan lebih ekonomis. Karena TBE bisa diperoleh kembali dengan mengekstrak dengan aseton sehingga dapat digunakan kembali pada proses pemisahan selanjutnya. Teknik flotation and sink merupakan teknik pemisahan emas yang didasari pada perbedaan berat jenis dari komponen penyusun batuan bijih tersebut. Sampel batuan
yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari daerah Poboya (Sulawesi Tengah). Pada penelitian ini dibuat beberapa variasi ukuran batuan dengan menggunakan
saringan bertingkat. Variasi ukuran partikel batuan dilakukan pada ukuran (177- 231(mu)m), ( 88-177 (mu)m), (53- 88 (mu)m), dan