digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Hasil-hasil penelitian perguruan tinggi akan dapat dirasakan manfaatnya oleh pihak lain jika hasil-hasil penelitian tersebut dikomersialisasikan. Biaya proses komersialisasi hasil penelitian tidaklah sedikit, oleh karena itu kriteria komersialisasi hasil penelitian harus tepat dalam memilih potensi inovasi yang menjadi prioritas untuk dikomersialisasikan.Penelitian ini mengambil studi kasus pada hasil penelitian ITB dengan membangun sebuah model penilaian potensi komersialisasi. Model penilaian potensi komersialisasi hasil penelitian ini menggunakan dua tahap seleksi yaitu seleksi awal yang dilakukan pada saat survei hasil-hasil penelitian ITB dengan mempertimbangkan posisi tahap penelitian, ketersediaan bahan baku, dan daya tarik yang dimiliki hasil penelitian. Seleksi tahap dua bertujuan menilai daya tarik hasil penelitian dengan mengetahui besar potensi komersialisasi hasil penelitian dengan menggunakan proses hirarki analitik sebagai metode untuk memperoleh pembobotan.Hasil proses hirarki analitik menunjukkan bahwa kriteria dengan bobot terbesar adalah kriteria ekspektasi bisnis (0,509) diikuti keunggulan potensi inovasi (0,195), risiko (0,152), dan proyeksi biaya (0,144). Dari lima belas hasil penelitian yang dinilai potensi komersialisasinya oleh tim penilai, prioritas komersialisasi pertama adalah ekstrak bulbus bawang putih sebagai antidiabetes dan antidislipidemia yang termasuk dalam kluster kesehatan dan olah raga. Sementara prioritas terakhir adalah pembangkit listrik tenaga sampah yang termasuk dalam kluster energi dan manufaktur.Berdasarkan hasil penelitian ini, maka disarankan agar penelitian yang dilakukan di ITB didasari pada hasil penelitian pasar sehingga sesuai dengan kebutuhan pasarnya. Dalam menilai potensi komersialisasi hasil penelitian, disarankan agar tim penilai terdiri dari para ahli yang paham tentang jenis hasil penelitian yang bersangkutan.