Industri FMCG dikenal karena sifatnya yang dinamis dan kompetitif. Untuk
berkembang di sektor bisnis ini, perusahaan harus memiliki kemampuan untuk
beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan pasar dan terus meningkatkan efisiensi
operasional. Selama beberapa dekade terakhir, teknologi beserta perkembangannya
telah muncul sebagai faktor yang mengubah ekosistem berbagai industri dengan
mengubah cara bisnis beroperasi dan berinteraksi dengan pelanggan. Sejak tahun
2019, PT Kepak Bersama telah melakukan dan menyelesaikan berbagai proyek
pengembangan teknologi. Meskipun menawarkan berbagai manfaat bagi perusahaan,
proses pelaksanaannya menghadapi berbagai tantangan. Oleh karena itu, manajemen
perusahaan mendesak tim manajemen proyek untuk mencari penyelesaian yang cepat.
Dengan melakukan analisis akar masalah, ditemukan bahwa perspektif yang beragam,
kurangnya kriteria prioritas yang jelas, dan proses pengambilan keputusan yang tidak
terorganisir adalah faktor utama yang berkontribusi terhadap keterlambatan proyek.
Untuk mengatasi masalah bisnis tersebut, penelitian ini bertujuan untuk
mengimplementasikan kerangka pengambilan keputusan untuk evaluasi dan
prioritisasi proyek di PT Kepak Bersama melalui penerapan Multi Criteria Decision
Making (MCDM) dengan menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP). Ada tiga
proyek inovasi teknologi yang akan dianalisis dan dinilai dalam penelitian ini. Proses
tinjauan literatur melibatkan pemeriksaan mendalam terhadap metodologi MCDM,
dan aplikasi AHP untuk mendapatkan wawasan dan tantangan yang dapat muncul.
Untuk mengumpulkan pandangan dari para pemangku kepentingan tentang relevansi
kriteria, kepentingan relatif dan ambang batas kuantitatifnya, proses pengumpulan
data dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan diskusi kelompok terarah.
Berdasarkan diskusi tersebut, empat kriteria utama yang dibagi menjadi 18 sub kriteria
akan digunakan. Tahapan utama dari proses analisis data dalam penelitian ini
meliputi: menyusun matriks perbandingan berpasangan, memperoleh vektor prioritas,
menghitung rasio konsistensi, dan mengagregasi prioritas global.
Penelitian ini menghasilkan dua hasil utama: kerangka pengambilan keputusan
terstruktur dan skema prioritisasi proyek. Temuan penelitian ini menyoroti peran
penting pengambilan keputusan terstruktur dalam menavigasi kompleksitas
mengevaluasi dan memprioritaskan proyek-proyek inovasi teknologi sekaligus
mengusulkan model yang dapat diskalakan yang dapat digunakan berulang kali oleh
perusahaan.