digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

PT Otto Pharmaceutical Industries (PT OPI) merupakan salah satu industri farmasi lokal tertua di Indonesia yang memiliki core business berupa produksi dan pemasaran obat ethical (obat yang diresepkan oleh dokter) disamping sebagian kecil obat-obat generik dan OTC (over the counter). Perusahaan melakukan pengembangan obat baru agar dapat bersaing dengan para kompetitor serta mempertahankan siklus produk yang bertujuan menjaga dan meningkatkan market share pada pangsa pasar yang digeluti. Dalam proses pengembangan produk baru, perusahaan menghadapi resiko kegagalan dan keterlambatan launching produk baru yang diakibatkan oleh faktor eksternal dan internal. Dalam studi ini di analisis penyebab kegagalan dan keterlambatan launching produk baru serta mencari solusi dari permasalahan yang ditemukan. Metodologi yang digunakan adalah identifikasi dan perumusan masalah. Dilanjutkan dengan analisis situasi melalui wawancara, pengamatan, pemetaan proses bisnis dan pengumpulan data. Setelah itu diidentifikasi penyebab masalah, perumusan alternatif solusi dan analisis solusi. Dibuat rencana implementasi, action plan, serta kebutuhan sumber daya untuk setiap solusi terbaik yang dipilih. Dari hasil analisis didapatkan bahwa penyebab kegagalan dan keterlambatan launching produk baru karena kurang kompetensi dalam analisis paten, kondisi ekonomi, adanya kompetitor baru, nilai tukar kurs, kurang info supplier bahan baku, gangguan transportasi, sumber daya manusia di Badan POM dan perusahaan tidak mencukupi, diperlukan tambahan modal, dan kemasan hanya diperiksa oleh bagian design packaging. Dipilih empat akar masalah yaitu kurang kompetensi dalam analisis paten, kurang info supplier bahan baku, SDM di Badan POM tidak mencukupi, dan kemasan hanya diperiksa oleh bagian design packaging untuk dirumuskan alternatif solusi. Solusi terbaik yang dipilih untuk keempat masalah tersebut adalah membuat dokumen self-assessment di Ditjen HKI, menghubungi langsung produsen bahan baku dengan bantuan database, peningkatan kualitas dokumen dan pembuatan ceklist kelengkapan dokumen, registrasi bersama packaging design turut serta dalam memeriksa artwork sebelum dicetak. Untuk menerapkan keempat solusi tersebut, perusahaan membutuhkan biaya 136 juta rupiah per tahun. Namun demikian, manfaat yang akan diperoleh berupa penghematan waktu pengembangan produk selama 9 bulan, potensi penghematan biaya bahan baku sebesar USD 27,000 per tahun, dan potensi penghematan biaya akibat kesalahan analisis paten dan kesalahan pencetakan kemasan siap edar.