Indonesia merupakan negara agraris yang mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Para petani tersebut mengolah perkebunan atau pertanian
mereka dengan menggunakan pupuk. Pada tahun 2004 hingga saat ini pemerintah mulai mengadakan pupuk dengan subsidi (sebelum tahun 2004 para petani menggunakan pupuk impor). Pupuk bersubsidi dengan harga rendah diberikan oleh pemerintah khusus untuk tanaman pangan. Jenisnya berupa pupuk majemuk (NPK) dan tunggal. Pupuk tunggal tersebut merupakan pupuk organik. Sebanyak 60% petani di Brebes menggunakan pupuk bersubsidi, pupuk tunggal dan pupuk swasta. Sedangkan sisanya 40% masih menggunakan pupuk impor yang harganya jauh lebih tinggi dari pupuk bersubsidi maupun pupuk swasta.
Pada penelitian ini dasar pemikiran yang terbentuk mengacu kepada penetrasi pasar produk pupuk. Penetrasi pasar sering dianggap sebagai metode mengenai pertumbuhan yang mudah atau beresiko rendah. Viljoen dan Dann (2003) memberi catatan bahwa nilai dari penetrasi pasar memerlukan deviasi yang minimal dari kegiatan penjualan perusahaan saat ini. Strategi penetrasi pasar dapat digunakan untuk membangun kompetensi inti dalam pasar 'melakukan apa yang organisasi lakukan Terbaik' dan meningkatkan reputasi merek dalam segmen pasar yang menguntungkan.
Proyek akhir ini fokus kepada melakukan penjualan kepada pelanggan yang sudah ada dan meningkatkan pangsa pasar untuk produk pupuk granuler. Kelompok atau segmen yang lebih potensial adalah kelompok petani sedang dan besar. Sehingga strategi ini dirancang untuk memasuki kelompok tersebut. Taktik yang dipilih adalah non‐konfrontatif dan gerilya. Indeks daya saing perusahaan digunakan sebagai bahan pertimbangan pemilihan taktik tersebut.
Implementasi strategi penetrasi pasar dimulai dari melaksanakan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan para petani dan PT. Saribumi Dewata Lestari. Masa
pelaksanaan akan dilakukan selama dan setiap masa penanaman. Selama masa kegiatan‐kegiatan tersebut dilakukan juga perbaikan‐perbaikan berdasarkan data‐data
yang diperoleh.