digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Cekungan Asri saat ini merupakan bagian dari daerah operasi China National Offshore Oil Company (CNOOC) SES Ltd. blok South East Sumatra (SES). Di dalam blok ini terdapat dua cekungan sedimen Tersier besar yaitu Cekungan Asri dan Cekungan Sunda. Cekungan Asri berada di bagian utara dan Cekungan Sunda berada di bagian selatan. Cekungan belakang busur ini berada sekitar 150 km di tenggara lepas pantai Pulau Sumatra, terletak pada 04°30’ LS - 06°00’ LS dan 106°00’ BT – 107°00’ BT. Meskipun tidak memiliki deposenter sedalam Cekungan Sunda, Cekungan Asri juga merupakan cekungan yang produktif. Keduanya memiliki latar belakang tektonik yang relatif sama sehingga geometri dan stratigrafi penyusun cekungan juga relatif sama. Perbedaannya adalah hidrokarbon yang dihasilkan, Cekungan Sunda secara umum menghasilkan minyak dan gas, sementara Cekungan Asri hanya menghasilkan minyak saja. Cekungan Asri hingga kini dikenal sebagai salah satu cekungan penghasil minyak bumi yang cukup besar di wilayah Indonesia bagian barat dengan lapangan-lapangan minyak utama di cekungan ini yang diperkirakan memiliki cadangan minyak sekitar 1,2 miliar barel dan produksi kumulatifnya sudah mencapai lebih dari 500 juta barel minyak. Umumnya, lapangan minyak yang berproduksi di Cekungan Asri berlokasi pada batas lengkung bagian barat. Minyak yang diproduksi dari lapangan-lapangan ini relatif sama, yaitu minyak berjenis black oil dengan nilai API berkisar antara 33-34° API. Sampai saat ini belum diketahui dengan baik interval batuan induk aktif yang berkontribusi dalam mengisi lapangan-lapangan minyak tersebut dan juga potensinya untuk menghasilkan hidrokarbon. Saat ini yang dianggap sebagai batuan induk aktif penghasil minyak di Cekungan Asri hanyalah serpih Formasi Banuwati yang diendapkan pada lingkungan lakustrin, berumur Eosen dan jendela minyak saat ini diperkirakan berada di kedalaman sekitar 11.500 kaki di bawah permukaan air laut. Dengan adanya bukti baru dari beberapa pengeboran eksplorasi akhir-akhir ini, dilakukan analisis geokimia terhadap batuan sedimen pada Formasi Talang Akar dan Formasi Banuwati untuk mengidentifikasi lebih detail potensi batuan induk. Diduga Formasi Banuwati bukanlah satu-satunya batuan induk yang berkontribusi sebagai penghasil hidrokarbon di Cekungan Asri. Formasi Talangakar Anggota Lower Zelda diperkirakan juga ikut berkontribusi dalam menghasilkan hidrokarbon di Cekungan Asri. Batuan induk dari Formasi Banuwati secara umum berupa serpih hitam dengan kekayaan material organik sedang sampai unggul (0,5-12,3%), nilai indeks hidrogen hingga 902, berasal dari material organik alga air tawar, kerogen tipe I, dengan lingkungan pengendapan lakustrin dalam. Sementara, analisis geokimia pada interval Formasi Talangakar Anggota Lower Zelda menunjukkan kekayaan material organik sedang sampai unggul (0,5-3,4%), nilai indeks hidrogen hingga 769, diperkirakan berasal dari material organik campuran alga air tawar dan material terestrial, kerogen tipe I, dengan lingkungan pengendapan lakustrin dangkal. Evaluasi kematangan menggunakan Tmax dan Ro menunjukkan Formasi Talangakar Anggota Lower Zelda memiliki tingkat kematangan yang bervariasi; keadaan belum matang dan awal matang. Formasi Banuwati juga memiliki tingkat kematangan yang bervariasi; keadaan belum matang, awal matang dan puncak matang. Jendela kematangan awal batuan induk aktif dari kedua parameter tersebut diinterpretasi berada di kedalaman 8.000 kaki di bawah permukaan air laut atau naik sekitar 3.500 kaki dari penelitian sebelumnya. Penelitian ini membuka peluang lebih besar eksplorasi di Cekungan Asri terutama dari batuan induk Talangakar yang selama ini belum diperhitungkan. Perhitungan dengan menggunakan metode Schmoker memperkirakan total potensi minyak bumi yang mampu dihasilkan oleh batuan induk aktif di Cekungan Asri sekitar 22,6 miliar barel. Perbandingan antara minyak bumi yang dihasilkan dan akumulasi minyak bumi yang sudah ditemukan (generation accumulation efficiency ratio) adalah 5,3%. Dari sekitar 518 juta barel atau ekuivalen dengan 70 miliar kilogram minyak yang bisa diproduksi (recoverable reserves), Cekungan Asri berada pada klasifikasi “Significant Petroleum System”. Dengan Generation Accumulation Efficiency 5,3%, Cekungan Asri diklasifikasikan “Moderately Efficient System”. Kecilnya nilai efisiensi dari cekungan ini dapat disebabkan oleh berbagai hal, salah satunya bisa disebabkan oleh banyaknya hidrokarbon yang terperangkap secara stratigrafi, terutama di Formasi Talangakar Anggota Lower Zelda.