Industri konstruksi memiliki faktor risiko tinggi karena sering terjadi keterlambatan penyelesaian proyek yang menambah beban biaya. Analisa risiko belum diterapkan dengan baik pada beberapa kontraktor. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tentang identifikasi dan analisa risiko pada pelaksanaan proyek konstruksi. Penelitian ini dilakukan di PT WIKA pada proyek gedung ITB. Selama ini PT. WIKA hanya menggunakan risk register berdasarkan pengalaman, jadi PT. WIKA belum mempertimbangkan alternatif lain dalam memprediksi peluang dan dampak risiko. Oleh sebab itu melalui penelitian ini akan dikembangkan model identifikasi dan analisis risiko.
Permasalahan nyata yang dihadapi PT. WIKA selama menjalankan proyek gedung meliputi risiko yang terjadi di lapangan diantaranya risiko force majeure, risiko pengadaan barang terlambat dan risiko lain yang menghambat proyek. Melalui studi literatur, kuesioner dan wawancara dari para stakeholder PT. WIKA telah teridentifikasi 73 jenis risiko yang diprediksi menghambat proyek gedung ITB.
Penelitian ini mengembangkan model untuk evaluasi risiko dengan cara menggabungkan metode Concentrated Numeric Statistic Matrix (CNSM) (Gao et al, 2013) dengan metode ALARP (As Low As Reasonably Practicable) (Liu et al, 2011). Analisa risiko bertujuan untuk menentukan jenis risiko mana yang termasuk kategori paling tinggi nilai peluang dan dampak risikonya. Uji reliability untuk setiap jenis risiko dengan rumus dispersi komputasi G. Nilai G dapat menghitung ukuran tingkat konsistensi kesepakatan jawaban kuisioner dari para stakeholder. Setelah klasifikasi peringkat risiko maka dapat dilakukan mitigasi risiko untuk mengurangi dampak risiko. Hasil penelitian dengan menggunakan data yang bersumber dari 73 jenis risiko terdapat 5 jenis risiko yang termasuk kategori high risk yang perlu direspon melalui mitigasi risiko.