Kecelakaan kereta api masih terjadi hingga saat ini. Faktor penyebab kecelakaan salah satunya adalah faktor manusia. Faktor manusia yang disebutkan sering menjadi penyebab kecelakaan kereta api adalah masinis. Dalam tugasnya mengoperasikan kereta api, masinis tidak bekerja sendirian. Masinis melakukan koordinasi dengan awak darat. Awak darat yang dimaksud adalah pusat kendali dan pemimpin perjalanan kereta api. Hal ini menunjukkan bahwa kecelakaan kereta api mungkin ada kaitannya dengan beban kerja dari pegawai pendukung (awak darat) tersebut. Evaluasi beban kerja penting untuk dilakukan sebagai upaya mengurangi kecelakaan kerja yang terjadi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi beban kerja yang dimiliki oleh awak darat dan memberikan usulan terkait solusi mengenai evaluasi beban kerja awak darat di PT Kereta Api Indonesia (PT KAI). Evaluasi beban kerja dalam penelitian ini dilakukan dengan pendekatan konsep kelelahan, stres dan kantuk. Ketiga konsep tersebut digunakan dengan menggunakan 4 alat yaitu kuesioner Swedish Occupational Fatigue Inventory (SOFI), Karolinska Sleepiness Scale (KSS), Psychomotor Vigilance Test (PVT) dan tingkat amilase dengan menggunakan Cocorometer.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa beban kerja pegawai operasional awak darat adalah beban kerja yang tergolong sedang. Hal ini didasarkan pada hasil pengukuran yang telah dilakukan dengan menggunakan alat ukur seperti persepsi kelelahan, kantuk, salivary amilase dan waktu reaksi responden. Berdasarkan persepsi kelelahan, physical discomfort dan lack of motivation adalah yang terbukti signifikan berbeda secara statistik. Tingkat kantuk antara sebelum bekerja dan sesudah bekerja berpengaruh kepada kelelahan. Hasil pengukuran waktu reaksi menyimpulkan bahwa rata-rata kecepatan waktu reaksi 80% lebih cepat dari standar, sementara berdasarkan tingkat amilase yang mengukur tingkat stres responden menyatakan bahwa pegawai awak darat mengalami kondisi yang sangat stres bahkan sebelum bekerja. Kondisi stres ini kemudian menurun seiring dengan jam kerja yang dilakukan. Usulan yang dapat diberikan secara umum adalah dengan pengaturan jam kerja dan jam kerja tambahan (bila diperlukan), penataan layout kerja untuk mengoptimalkan jangkauan, himbauan untuk beristirahat dan segera menerapkan fatigue management.