digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Geomorfologi daerah penelitian dibagi menjadi 2 satuan geomorfologi mengacu pada klasifikasi van Zuidam (1985) yang mendeskripsikan suatu bentuk bentang alam berdasarkan morfografi, morfometri, dan material penyusun, yaitu Satuan Geomorfologi Dataran Aluvial dan Satuan Geomorfologi Perbukitan Jatuhan Piroklastik. Tatanan startigrafi daerah penelitian terdiri dari batuan sedimen dan batuan volkanik dengan urutan stratigrafi dari tua ke muda yaitu Satuan Batupasir Tufaan yang berumur Oligosen Akhir – Miosen Awal (N3 – N4), Satuan Tuf yang berumur Pliosen Awal – Pliosen Akhir (N19 – N20) dan Satuan Lava Andesit yang berumur Pliosen Akhir (N20 – N21). Struktur geologi yang berkembang di daerah penelitian berupa struktur sesar, kekar gerus, dan perlipatan. Struktur sesar yang berkembang di daerah penelitian adalah sesar naik menganan yang memotong Satuan Batupasir Tufaan dan Satuan Tuf berupa Sesar Anggai-Maderow. Berdasarkan hasil analisa laboratorium ditemukan mineral logam yang berharga contohnya emas di beberapa conto konsentrat batuan. Diantaranya adalah A075, A079, A086, A110, A081, A082, A107, A108, dan A102. Daerah penelitian umumnya terdiri dari jenis alterasi argilik dan propilitik dengan lingkungan mineralisasinya yaitu High Sulfidation Epithermal. Daerah-daerah yang menunjukkan prospek mineral logam terdapat di kawasan S.Anggai (di sekitar S.Maderow) dan kawasan S.Airmangga (Bukit Siantari dan Bukit Sepidang)