digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2007 TA PP INU KUSUMA WARDANA 1-COVER.pdf


2007 TA PP INU KUSUMA WARDANA 1-BAB 1.pdf

2007 TA PP INU KUSUMA WARDANA 1-BAB 2.pdf

2007 TA PP INU KUSUMA WARDANA 1-BAB 3.pdf

2007 TA PP INU KUSUMA WARDANA 1-BAB 4.pdf

2007 TA PP INU KUSUMA WARDANA 1-BAB 5.pdf

2007 TA PP INU KUSUMA WARDANA 1-PUSTAKA.pdf

Pertumbuhan penduduk dan kegiatan sosial ekonomi Kota Bandung yang terus meningkat turut meningkatkan kebutuhan perumahan. Dengan terbatasnya lahan perkotaan, maka pembangunan perumahan pun semakin berkembang di kawasan pinggiran kota. Selain itu, dengan mahalnya harga lahan kota, pengembang cenderung membangun perumahan sederhana di kawasan pinggiran. Berdasarkan data REI Jawa Barat serta Dinas Permukiman dan Tata Wilayah Kabupaten Bandung, diketahui bahwa pembangunan perumahan sederhana terutama berkembang di kawasan pinggiran timur Kota Bandung, khususnya Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung. Namun, meskipun pembangunan perumahan sederhana semakin berkembang di kawasan tersebut, perilaku pengembang dalam pemilihan lokasi dan pembebasan lahan untuk pembangunan perumahannya belum tereksplorasi. Tidak jarang pengembang memilih lokasi pembangunan yang jauh dari jalur angkutan umum dan jalan utama serta belum tersambung dengan jaringan infrastruktur perkotaan.Tujuan studi ini adalah mengidentifikasi perilaku pengembang dalam pemilihan lokasi dan pembebasan lahan untuk pembangunan perumahan sederhana di kawasan pinggiran timur Kota Bandung. Tujuan studi tersebut dijabarkan dalam beberapa sasaran studi, yaitu mengkaji aktivitas pengembang dalam pemilihan lokasi, mengidentifikasi faktor-faktor utama yang dipertimbangkan pengembang dalam pemilihan lokasi, serta mengkaji aktivitas pengembang dalam pembebasan lahan. Pengumpulan data pokok dilakukan dengan wawancara terhadap lima pengembang yang masih aktif membangun enam perumahan sederhana di Kecamatan Cileunyi.Analisis aktivitas pengembang dalam pemilihan lokasi dan pembebasan lahan dilakukan dengan analisis deskriptif (ringkasan hasil wawancara). Sedangkan, analisis faktor-faktor utama pemilihan lokasi dilakukan dengan scoring penilaian pengembang terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi pembangunan perumahan berdasarkan literatur.Berdasarkan temuan penelitian ini, diketahui bahwa pembangunan perumahan sederhana di wilayah studi lebih terkait dengan kurang optimalnya pencarian lahan yang dilakukan pengembang. Faktor yang paling mempengaruhi keputusan pengembang dalam pemilihan lokasi adalah harga lahan. Pengembang lebih memilih lahan yang harganya murah, dengan konsekuensi jaraknya jauh dari pusat Kota Bandung serta aksesibilitas dan ketersediaan infrastrukturnya rendah, karena adanya kemungkinan untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar dengan mengembangkan lahan tidak terbangun di kawasan pinggiran yang harganya murah menjadi kawasan perumahan yang harga jual lahannya tinggi. Harga pembebasan lahan yang murah memungkinkan pengembang untuk menyediakan sendiri prasarana lingkungan dan meningkatkan aksesibilitas perumahannya, misalnya, dengan membuat sumur artesis serta menyediakan terminal dan membuka trayek angkutan kota.