Daerah penelitian merupakan kawasan yang terdiri atas 6 (enam) satuan batuan yaitu berturut-turut dari tua ke muda adalah Satuan Batuan Ultramafik dan Mafik, Satuan Batugamping I (Formasi Nubai), Satuan Batupasir- atulempung (Formasi Makaats), Satuan Batulempung Berfragmen (Formasi Makaats) dan Satuan Batugamping II (Formasi Jayapura) serta terdapat endapan aluvial secara tidak selaras diatas kelima satuan tersebut. Terkecuali endapan Satuan Batugamping II dan aluvial, seluruh batuan tersebut berbatasan secara tektonik yang berhubungan dengan kehadiran Sesar Geser Menganan Naik Entrop berarah NE-SW di sebelah utara lokasi dan Sesar Geser Mengiri Naik Abepura yang berarah NW-SE di sebelah selatan lokasi. Pembentukan Satuan Batuan Ultramafik dan Mafik pada umur Pra-Tersier di lingkungan kerak samudera merupakan proses paling tua yang ada di kawasan ini. Sementara itu, pada lingkungan lainnya, pada umur Oligosen – Miosen Awal terbentuk Satuan Batugamping I pada lingkungan neritik yang diikuti pengendapan Satuan Batupasir-Batulempung pada umur Miosen Awal – Miosen Tengah. Pada umur Miosen Tengah –Miosen Akhir, Satuan Batulempung Berfragmen terendapkan pada kondisi laut dalam yang berasosiasi dengan wilayah akresi melange. Satuan batulempung berfragmen ini memiliki ciri yang sangat khas dengan masa dasar yang tersisikkan serta kehadiran fragmen berukuran 1cm hingga lebih dari 50 m. Pada kala Plistosen, terjadi pendangkalan yang memungkinkan pengendapan Satuan Batugamping II terjadi, kemudian diikuti oleh pensesaran yang menyeret dan mengumpulkan seluruh satuan pada wilayah penelitian seperti saat ini.