2009 TS PP ALFIN JERRY 01-COVER.pdf
2009 TS PP ALFIN JERRY 01-BAB 1.pdf
2009 TS PP ALFIN JERRY 01-BAB 2.pdf
2009 TS PP ALFIN JERRY 01-BAB 3.pdf
2009 TS PP ALFIN JERRY 01-BAB 4.pdf
2009 TS PP ALFIN JERRY 01-BAB 5.pdf
2009 TS PP ALFIN JERRY 01-PUSTAKA.pdf
ABSTRAK:
Kebutuhan aspal nasional untuk kontruksi jalan meningkat setiap tahunnya. Sebagian dari kebutuhan tersebut dipenuhi dengan mengimpor. Salah satu cara untuk mengurangi impor aspal adalah dengan memanfaatkan produk dalam negeri,yaitu aspal alam yang terdapat dipulau Buton, Sulawesi tenggara.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji Modulus Resilien Campuran Beton Aspal lapis pengikat (AC-BC) dengan memakai BGA tipe 15/20 dari Lawele di laboratorium. Perencanaan campuran didasarkan pada Spesifikasi Baru Campuran Beraspal Panas, Tahun 2007 dan menggunakan metoda Kepadatan Mutlak. Pada kadar aspal optimum (KAO) semua jenis campuran, dievaluasi ketahanan terhadap pengaruh air, dan modulus kekakuan UMATTA. Empat tipe perencanaan campuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanpa BGA (BGA-0), subtitusi 4% BGA (BGA-4), subtitusi 8% BGA (BGA-8) dan subtitusi 12% BGA (BGA-12) terhadap berat total campuran. Untuk setiap tingkat substitusi BGA akan memberikan kontribusi pada agregat, sehingga akan merubah seluruh gradasi halus dari agregat.
Untuk campuran BGA-0, BGA-4, BGA-8 dan BGA-12, nilai KAORefusal adalah 5.84%, 6.20%, 6.98% dan 7.30%. Nilai IKS adalah 84.40%, 92.39%, 92.61% dan 92.82%. Nilai Stabilitas Marshall adalah 990.11 Kg, 1087.25 Kg, 1171.37 dan 1132.89 Kg. Nilai Modulus kekakuan pada suhu 35 derajat C adalah 884.7 Mpa, 912.8 Mpa, 809.3 Mpa dan 708.6 Mpa. Dan pada suhu 45oC adalah 354.4 Mpa, 331.1 Mpa, 361.9 dan 385.4 Mpa.Terlihat bahwa dengan bertambahnya BGA terjadi perubahan modulus kekakuan. Semakin tinggi temperatur dan BGA, semakin tinggi nilai Modulus Kekakuannya, ini disebabkan karena pada temperatur 45 derajat C bitumen BGA mengalami penguraian secara baik sehingga jumlah aspal dan agregat saling mengisi dan saling mengikat satu sama lain.
Hasil analisis perhitungan Modulus Kekakuan menggunakan metoda Shell dan Nottingham berbeda dengan hasil uji UMATTA dikarenakan bedanya parameter yang digunakan. Untuk Shell menggunakan S bit , konsentrasi agregat (Cv), dan konsentrasi aspal (Cv`), sedangkan untuk Nottingham menggunakan fungsi S bit dan kadar VMA.
Dari hasil penelitian campuran AC-BC terlihat bahwa BGA diindikasikan dapat memperbaiki kinerja dari campuran dan meningkat modulus kekakuan UMATTA. Maka direkomendasikan melakukan penelitian dengan subtitusi aspal minyak dengan 8% BGA.