digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Indonesia sudah membangun jalan raya atau jalan nasional sepanjang 47.017,27 KM (Kepmen PUPR, no.248/KPTS/M/2015, 2015) panjang tersebut belum termasuk panjang jalan daerah dan jalan lokal. Umumnya jalan di Indonesia mengalami retak lelah, retak lelah merupakan salah satu kerusakan struktural yang yang terjadi di lapisan paling bawah perkerasan aspal hingga muncul ke permukaan. Dari penelitian sebelumnya terbukti bahwa penambahan fiber polipropilena (PPF) mampu mengurangi retak lelah (fatigue cracking), maka perlu adanya campuran beraspal panas dengan bahan tambah PPF untuk memperbaiki karakteristik aspal pada lapis pondasi agar mampu memikul beban yang besar. Campuran laston AC-BC direncanakan sesuai dengan spesifikasi umum Direktorat Jenderal Bina Marga edisi 2010 revisi 3 dan akan diuji dengan menggunakan pengujian Metode Marshall, Modulus Resilien dan ketahanan terhadap kelelahan (fatigue) dengan metode four point loading kontrol tegangan. Penambahan PPF pada laston AC-BC berdasarkan hasil pengujian dilaboratorium menunjukkan bahwa campuran beraspal laston AC-BC dengan bahan tambah PPF pada pengujian marshal menghasilkan stabilitas relatif lebih tinggi dibandingkan dengan campuran AC-BC konvensional. Laston AC-BC dengan bahan tambah PPF memilik nilai modulus resilien pada suhu 45°C adalah sebesar 462 MPa, lebih tinggi dari Laston AC-BC kovensional yang hanya 198 MPa. Campuran beraspal dengan bahan tambah fiber polipropilena (PPF) juga lebih tahan terhadap retak lelah (fatigue cracking) dengan umur kelelahan 1.450.000 siklus, ini menunjukan 2,5 kali lebih panjang dari laston AC-BC konvensional yang hanya 650.000 siklus. Secara keseluruhan penambahan PPF pada laston AB-BC memberikan kekuatan struktural laston AC-BC lebih meningkat.