2009 TA PP SYAIFUL SYAH ANAK AMPUN 1-COVER.pdf
2009 TA PP SYAIFUL SYAH ANAK AMPUN 1-BAB 1.pdf
2009 TA PP SYAIFUL SYAH ANAK AMPUN 1-BAB 2.pdf
2009 TA PP SYAIFUL SYAH ANAK AMPUN 1-BAB 3.pdf
2009 TA PP SYAIFUL SYAH ANAK AMPUN 1-BAB 4.pdf
2009 TA PP SYAIFUL SYAH ANAK AMPUN 1-BAB 5.pdf
2009 TA PP SYAIFUL SYAH ANAK AMPUN 1-BAB 6.pdf
2009 TA PP SYAIFUL SYAH ANAK AMPUN 1-BAB 7.pdf
2009 TA PP SYAIFUL SYAH ANAK AMPUN 1-PUSTAKA.pdf
Endapan nikel laterit merupakan hasil pelapukan lanjut dari batuan ultramafik pembawa Ni-Silikat. Umumnya terdapat pada daerah dengan iklim tropis sampai dengan subtropis. Pengaruh iklim tropis di Indonesia mengakibatkan proses pelapukan yang intensif, sehingga beberapa daerah di Indonesia memiliki profil laterit (produk pelapukan) yang tebal dan menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara penghasil nikel laterit yang utama. Proses konsentrasi nikel pada endapan nikel laterit dikendalikan oleh beberapa faktor yaitu, batuan dasar, iklim, topografi, airtanah, stabilitas mineral, mobilitas unsur, dan kondisi lingkungan yang berpengaruh terhadap tingkat kelarutan mineral.
Kajian penelitian lebih ditekankan kepada karakteristik endapan nikel laterit di Pulau Gee dan perbandingan komposisi kimia unsur-unsur laterit seperti Ni, Fe, SiO2, MgO, Co dan CaO. Metodologi yang digunakan adalah pengambilan data hasil pemboran, penentuan zona laterit berdasarkan data dengan pertimbangan genesa dan mineralogi Ni-laterit, memodelkan perbandingan unsur-unsur laterit dari data pemboran, analisis penampang dan anomali.
Penentuan zona laterit dibatasi oleh kadar Ni dan Fe. Untuk zona limonit diberi batasan 1.2% < Ni < 1.8% dan Fe > 25%. Sedangkan batasan untuk saprolit adalah Ni lebih dari sama dengan 1.8% dan Fe kurang dari sama dengan 25%. Setelah mendapatkan zonasi laterit, dilanjutkan dengan perbandingan unsur-unsur laterit. Dari hasil pengolahan data didapatkan unsur MgO dan SiO2 termasuk ke dalam unsur yang mobile dengan tingkat mobilitas yang tinggi. Sementara unsur Ni juga mobile tapi tingkat mobilitasnya rendah. Untuk unsur-unsur Fe, Co dan CaO digolongkan ke dalam unsur immobile karena tidak mengalami pelindian (leaching).
Dalam menentukan nilai anomali, terlebih dahulu dicari nilai ambang batas (threshold) lokal dengan bantuan Kurva Hazen (Hazen Line). Kemudian didapatkan daerah anomali dimana kadar unsur lebih tinggi dari nilai ambang batas. Penentuan daerah anomali dilakukan pada zona soil dan komposit semua unsur-unsur laterit. Hasil analisis yang diperoleh digunakan untuk mempelajari karakteristik endapan nikel laterit dan proses pengkayaannya, terutama untuk mengetahui sejauh mana eksplorasi geokimia dapat dilakukan.