Konsep Industri 4.0 yang berpusat kepada konektivitas adalah perkembangan
paradigma terbaru dalam industri manufaktur. Teknologi informasi, komunikasi dan
komputasi sebagai pilar dari konsep Industri 4.0 memungkinkan terjadinya kolaborasi
antara berbagai fungsi produksi, baik di dalam suatu organisasi maupun antar
organisasi yang berbeda. Perkembangan tersebut mendorong terselenggaranya
produksi kolaboratif yang diharapkan dapat memberikan keuntungan lebih bagi seluruh
pihak yang berpartisipasi di dalamnya.
Agar efisiensi kegiatan produksi kolaboratif dapat terus ditingkatkan maka kegiatan
produksi kolaboratif perlu untuk mencakup berbagai fungsi produksi, termasuk
diantaranya kegiatan penelitian dan pengembangan kolaboratif. Agar kegiatan
kolaboratif dapat berjalan dengan baik, maka dibutuhkan pengembangan teknologi
yang tepat sehingga kegiatan tersebut dapat memberikan dampak positif bagi
performansi organisasi.
Dalam kaitannya dengan perancangan dan pengembangan produk secara spesifik,
teknologi yang banyak digunakan adalah teknologi Computer Aided Design (CAD)
sebagai sarana untuk membantu desainer dalam melakukan visualisasi dan
dokumentasi bentuk produk yang dirancang. Namun, teknologi CAD yang populer
digunakan saat ini lebih banyak difokuskan untuk penggunaan mandiri dan pada tahap
perancangan akhir yang mencakup detail design dan engineering analysis. Sebaliknya,
dukungan sistem CAD untuk tahap perancangan awal (functional design, conceptual
design, dan embodiment design) masih dapat dibilang minim.
Goel dkk. (2012) mencetuskan konsep 4C sebagai karakteristik yang perlu dimiliki
oleh sistem CAD masa depan, yaitu Collaborative, Conceptual, Creative dan
Cognitive. Oleh karena itu, penelitian ini akan berfokus pada pengembangan prototipe
sistem CAD yang mencoba memenuhi karakteristik tersebut, terutama untuk
memberikan dukungan pada tahap perancangan awal secara kolaboratif yang akan
semakin diperlukan seiring dengan bertambah populernya konsep Industri 4.0.
Perancangan sistem CAD dilakukan berdasarkan teori kognitif Coevolution Design
Theory (Maher, 2000) sebagai model yang menggambarkan proses mental manusia
dalam melakukan perancangan. Penggabungan teori tersebut dengan fase-fase desain
yang dilakukan secara sekuensial mensyaratkan bahwa agar kegiatan desain pada fase
awal dapat berjalan dengan baik, sistem CAD yang ada harus dapat membantu desainer
untuk melakukan perancangan fungsi dan bentuk awal produk secara
berkesinambungan serta dapat memudahkan desainer untuk bergerak diantara kedua
domain tersebut dalam perancangan yang dilakukan. Hal ini menjadi basis untuk
perancangan fitur dan modul dari sistem CAD yang akan dirancang untuk memenuhi
kebutuhan tersebut.
Selain itu, pada situasi perancangan kolaboratif, dibutuhkan juga sebuah mekanisme
untuk melakukan pemilihan desain agar tidak terjadi kebuntuan jika para desainer yang
terlibat mengusulkan alternatif desain yang berbeda. Oleh karena itu, penelitian ini juga
akan mengusulkan mekanisme pemilihan alternatif desain untuk mengatasi kondisi
tersebut beserta aliran kerja untuk penggunaan sistem CAD secara keseluruhan agar
perancangan kolaboratif tersebut dapat berjalan dengan baik.
Setelah konsep dari sistem CAD dikembangkan dan alur perancangannya divalidasikan
menggunakan contoh kasus sederhana, maka prototipe sistem CAD diwujudkan
menggunakan teknologi perangkat lunak yang bersesuaian agar dapat diuji coba lebih
lanjut. Evaluasi prototipe sistem CAD dilakukan melalui eksperimen dengan beberapa
grup responden yang diminta untuk menyelesaikan kasus perancangan menggunakan
prototipe sistem CAD tersebut, sementara grup responden lain yang tidak
menggunakan sistem CAD tersebut juga diminta melakukan perancangan yang sama.
Analisis terhadap hasil perancangan dan proses perancangan melalui wawancara
terpandu dan analisis retrospektif dilakukan terhadap responden untuk mendapatkan
masukan perbaikan bagi prototipe sistem CAD yang telah dirancang.
Hasil evaluasi menunjukkan bahwa prototipe sistem CAD yang ada telah dapat
memenuhi tujuannya yaitu untuk membantu dalam perancangan kolaboratif, terutama
untuk membantu dalam pertukaran ide desain, memberikan struktur bagi pelaksanaan
desain secara kolaboratif, dan membantu dalam pelacakan keberlangsungan desain.
Namun, prototipe sistem CAD yang ada dan aliran kerjanya juga perlu diperhatikan
agar tidak bersifat restriktif sehingga menyulitkan desainer untuk melakukan
perancangan. Di masa depan, perbaikan dapat dilakukan pada prototipe sistem CAD
dengan menambahkan mekanisme untuk memandu bagian dari proses perancangan
yang pada saat ini masih berada di luar sistem, seperti pendefinisian fungsi produk,
pendefinisian atribut teknis produk, dsb.