digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2009 TA PP ALVENSUS SIHOTANG 1-COVER.pdf


2009 TA PP ALVENSUS SIHOTANG 1-BAB 1.pdf

2009 TA PP ALVENSUS SIHOTANG 1-BAB 2.pdf

2009 TA PP ALVENSUS SIHOTANG 1-BAB 3.pdf

2009 TA PP ALVENSUS SIHOTANG 1-BAB 4.pdf

2009 TA PP ALVENSUS SIHOTANG 1-BAB 5.pdf

2009 TA PP ALVENSUS SIHOTANG 1-BAB 6.pdf

2009 TA PP ALVENSUS SIHOTANG 1-PUSTAKA.pdf

Metode block caving dalam penambangan bawah tanah yang dilakukan di DOZ PTFI akan menghasilkan lubang bukaan yang sangat besar untuk proses ambrukan bijih. Hal ini menyebabkan in situ stress yang telah ada sebelumnya akan didistribusikan ke area yang batuannya masih utuh di sekitar batas ambrukan. Akumulasi tegangan akan terjadi di area tersebut. Peningkatan tegangan akan mengganggu kemantapan lubang bukaan yang berada di sekitarnya. Penelitian yang dilakukan oleh R. Trueman et al (2002) dan Rachmad & Widijanto (2002) menyatakan bahwa tegangan awal akan didistribusikan dan terakumulasi di sekitar batas ambrukan. Penelitian lain yang dilakukan oleh Rachmad & Widijanto (2002), R.K. Wattimena et al (2006), dan dari pengalaman di PTFI menyatakan bahwa pemantauan konvergen memberikan trend dan informasi yang sama mengenai beban yang dialami oleh level ekstraksi seperti alat pemantauan tegangan lain yang lebih kompleks. Analisis hubungan antara konvergen dan jarak pengamatan di sekitar batas ambrukan menunjukkan bahwa nilai konvergen semakin besar apabila semakin dekat ke batas ambrukan. Dari analisis kondisi kerusakan terhadap perubahan konvergen menunjukkan terjadinya peningkatan kelas kerusakan ketika adanya peningkatan laju konvergen melebihi nilai laju konvergen batas. Tetapi beberapa kasus menunjukkan perubahan kelas kerusakan pada saat terjadi peningkatan kumulatif konvergen yang terus menerus walaupun laju konvergen masih relatif normal. Perhitungan kestabilan lubang bukaan berdasarkan rataan laju konvergen dilakukan dengan membagi waktu pengamatan ke dalam periode-periode berdasarkan persebaran data pada grafik. Dari hasil analisis ini dapat disimpulkan kondisi stabil hampir di semua area stasiun pengamatan kecuali pada stasiun 03 panel 1B untuk periode 3 Juni 2008-15 Juli 2008. Sedangkan penentuan periode untuk analisis kestabilan berdasarkan kondisi kerusakan adalah dari waktu pemetaan kerusakan. Dari analisis ini menunjukkan kondisi stabil di semua stasiun pengukuran, tetapi perlu dilakukan tindakan antisipasi beberapa lokasi pada panel 1B yaitu stasiun 03, 04, 07, dan 09 karena telah mengalami kondisi kerusakan kelas 3. Dengan pertimbangan apabila kerusakan memasuki kelas 4 atau lubang bukaan menyempit hingga setengah dari luas awalnya akan mengakibatkan kondisi tidak aman dan produksi berhenti.