2006 TS PP MUH SARBINY HASAN 1-COVER.pdf
2006 TS PP MUH SARBINY HASAN 1-BAB 1.pdf
2006 TS PP MUH SARBINY HASAN 1-BAB 2.pdf
2006 TS PP MUH SARBINY HASAN 1-BAB 3A.pdf
2006 TS PP MUH SARBINY HASAN 1-BAB 3B.pdf
2006 TS PP MUH SARBINY HASAN 1-BAB 4.pdf
2006 TS PP MUH SARBINY HASAN 1-BAB 5.pdf
2006 TS PP MUH SARBINY HASAN 1-BAB 6.pdf
2006 TS PP MUH SARBINY HASAN 1-PUSTAKA A.pdf
2006 TS PP MUH SARBINY HASAN 1-PUSTAKA B.pdf
2006 TS PP MUH SARBINY HASAN 1-PUSTAKA C.pdf
2006 TS PP MUH SARBINY HASAN 1-PUSTAKA D.pdf
Air adalah sumber kehidupan dan mengambil peranan penting dalam menunjang aktifitas manusia. Perkembangan yang pesat di Propinsi Jawa Barat memerlukan dukungan sarana dan prasarana yang memadai, termasuk ketersediaan air. Dengan adanya rencana pemerintah Propinsi Jawa Barat yaitu pengembangan Bandung Barat, maka dibuat master plan pembangunan Kawasan Olahraga (Sport Center) Terpadu dimana sumber daya air permukaan yang akan dimanfaatkan dalam usaha pemenuhan kebutuhan airnya diambil dari Sungai Cimeta. Daerah Aliran Sungai Cimeta adalah bagian dari master plan Wilayah Sungai Citarum dengan luas daerah tangkapan 182,62 km2 merupakan suatu potensi sumber daya air untuk memenuhi berbagai kebutuhan air antara lain: untuk air minum, irigasi dan penggelontoran. Curah hujan setiap tahun jumlahnya cukup tinggi berkisar antara 1.553,50 mm sampai 3.485,50 mm, luas daerah tangkapan lokasi studi yaitu 29,25 km2. Tujuan studi adalah membuat kajian dan memberikan masukan dalam hal potensi sumber daya air dalam perencanaan pengembangan sumber daya air pada masa sekarang maupun masa yang akan datang.Metoda metoda yang dipakai untuk menganalisis ketersediaan air adalah dengan metoda FJ. Mock dan NRECA, dirnana metoda ini mengsimulasikan kesetimbangan air bulanan pada suatu daerah tangkapan tertentu dengan tujuan untuk menghitung total run-off dengan menggunakan hujan bulanan, evapotranspirasi, kelembaban tanah dan persediaan air tanah dan juga dipakai metode rasional. Setelah semua metode dibandingkan, akhirnya metode NRECA yang lebih baik. Ketersediaan air per tahunnya di DAS pada lokasi studi berkisar antara 0,17 m3/det sampai dengan 2,24 m3/det, sedangkan kebutuhan air sampai dengan tahun 2030 sebesar 1,31 m3/det, terjadi kekurangan air (deficit) pada bulan bulan tertentu. Strategi pertama yang dilakukan yaitu menampung kelebihan air pada bulan-bulan tertentu dan mendistribusikannya pada musim kering dengan data kebutuhan yang ada, air yang tertampung di Waduk hanya mampu memenuhi kebutuhan air sampai dengan bulan Agustus tahun 2025. Strategi ke dua yang dilakukan adalah mengurangi luas daerah layanan untuk penyiraman taman pada kawasan pendukung Sport Center menjadi 90%, hasilnya air yang tertampung di Waduk hanya mampu memenuhi kebutuhan air sampai dengan bulan Agustus tahun 2029. Strategi ke tiga yang dilakukan agar ketersediaan air yang ada mampu memenuhi kebutuhan air secara berkesinambungan sampai tahun perencanaan yaitu tahun 2030 adalah mengurangi kebutuhan air dengan cara seperti strategi ke dua diatas dan optimalisasi kebutuhan air irigasi dengan menggeser waktu awal musim tanam, hasilnya air yang tertampung di Waduk mampu memenuhi kebutuhan air sampai dengan akhir tahun perencanaan. Kapasitas tampungan waduk total yang diperlukan untuk lokasi studi sebesar 3,66 juta m3.Untuk studi lebih lanjut, diperlukan kajian tentang optimalisasi pengoperasian Waduk dan untuk mendukung pengoperasian Waduk tersebut, diperlukan adanya suatu pengaturan dan pengelolaan kebutuhan (Demand Management), yaitu bagaimana mengatur dan mengelola kebutuhan air berdasarkan kemampuan menyediakan air misalnya dengan mengatur tata ruang suatu wilayah, harus diperhatikan batas ketersediaan air yang dapat dipasok untuk wilayah tersebut. Untuk menghemat air dan memenuhi kekurangan kebutuhan air untuk kawasan Sport Center, dapat diupayakan daur ulang atau pengolahan air yang telah digunakan untuk dimanfaatkan lagi.