Kepentingan nasional Indonesia untuk tetap tegaknya kedaulatan negara dan terjaminnya kelancaran pembangunan harus dapat dilindungi dari setiap kemungkinan ancaman. Politik dunia yang berlandaskan pada kepentingan dari masing-masing negara menciptakan kondisi ketidakpastian dan saling curiga, sehingga semua negara berusaha membuat pilihan strategis dengan memperkuat kemampuan militer. Revolution in Military Affairs, adalah peningkatan kemampuan militer di dunia yang dipicu oleh perkembangan teknologi informasi dan sistem senjata sehingga merubah strategi perang, doktrin dan taktik bertempur menjadi lebih efektif. Kesenjataan Artileri Medan sebagai salah satu fungsi militer umum TNI-AD, memiliki postur yang terdiri atas unsur kekuatan, kemampuan dan gelar kekuatan. Kemampuan melaksanakan fungsi teknis Armed ternyata belum dapat dilaksanakan karena tidak dimilikinya sistem observasi, yang berperan sebagai penemu kedudukan sasaran dan pengumpul data meteorologi yang sangat berpengaruh terhadap mekanisme tembakan armed.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan fokus pada signifikansi dan kebutuhan terhadap sistem observasi dalam organisasi Artileri Medan TNI-AD. Menggunakan teknik analisis deskriptif tentang kemampuan secara teknis penggunaan alutsista armed dan membandingkan dengan kondisi alusista persenjataan armed negara lain (Australia, Singapura dan Malaysia), serta analisis tentang bagaimana membentuk satuan observasi ke dalam organisasi Artileri Medan TNI-AD dihadapkan dengan tidak adanya dukungan anggaran dan kebijakan pengembangan postur yang masih pada tahap pemantapan kekuatan, belum pada pengembangan kemampuan. Untuk mewujudkannya diperlukan trade-off antara pemantapan kekuatan dan pengembangan kemampuan agar kedua unsur postur tersebut dapat dikembangkan secara simultan sehingga dapat dibangun postur pertahanan yang memadai, dengan pemilihan penggunaan teknologi yang tepat sesuai kebutuhan dan perhitungan penggunaan anggaran yang efisien.
Perpustakaan Digital ITB