2007 TA PP EMILY MAR'ATUSALIHAT 1-COVER.pdf
2007 TA PP EMILY MAR'ATUSALIHAT 1-BAB1.pdf
2007 TA PP EMILY MAR'ATUSALIHAT 1-BAB2.pdf
2007 TA PP EMILY MAR'ATUSALIHAT 1-BAB3.pdf
2007 TA PP EMILY MAR'ATUSALIHAT 1-BAB4.pdf
2007 TA PP EMILY MAR'ATUSALIHAT 1-BAB5.pdf
2007 TA PP EMILY MAR'ATUSALIHAT 1-PUSTAKA.pdf
Pertumbuhan industri biodiesel yang cepat dapat menyebabkan akumulasi jumlah gliserol sebagai produk samping semakin banyak. Buangan gliserol dapat menimbulkan permasalahan lingkungan sehingga pengolahan gliserol menjadi produk lain perlu dilakukan. Salah satu cara pengolahan gliserol adalah dengan mengkonversi gliserol menjadi etanol.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengkonversi gliserol menjadi etanol secara mikrobiologik dengan menggunakan Bacillus macerans. Proses fermentasi gliserol menjadi etanol telah dilakukan secara batch. Parameter yang divariasikan adalah konsentrasi awal gliserol yaitu 2%, 5%, 10%, dan 15%, temperatur fermentasi pada 26, 30, 35, dan 40 derajat C, serta pH awal medium yaitu 5,5, 6, 6,4, dan 7.Pengukuran konsentrasi etanol dengan GC merk SHIMADZU GC 14-B menggunakan kolom porapak Q, pH dengan indikator pH universal, dan absorbans sel dengan spektrofotometer yang diproduksi Spectronic Unicam tipe Genesis 10 UV.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan 4 buah fermentor anaerobik dan gliserol murni sebagai substrat. Kondisi optimum untuk fermentasi gliserol menjadi etanol yang diperoleh pada percobaan adalah pada konsentrasi gliserol awal 15%, pH medium 6 dan temperatur fermentasi 26 derajat C. Perolehan etanol pada kondisi optimum ini adalah 0,025 g/L.