digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pati merupakan polimer alami yang dapat diisolasi dari beberapa tanaman seperti singkong, kentang dan jagung sehingga jumlahnya cukup melimpah dan mudah ditemukan. Pati dapat digunakan sebagai bahan utama pembuatan plastik, namun pati memiliki sifat mekanik yang lemah. Oleh karena itu, diperlukan beberapa metode untuk membuat plastik dari pati dengan sifat mekanik yang lebih baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan plastik berbahan dasar pati yang ramah lingkungan melalui pembentukan kompleks inklusi antara pati dengan metil miristat (MM), pemplastis gliserol dan asam sitrat, serta penambahan polivinil alkohol (PVA) dan partikel titanium dioksida (TiO?). Pati diisolasi dari singkong dengan perolehan kembali 5,7% (b/b), kadar air 6,6% (b/b), dan kadar amilosa 22,9% (b/b). Pati berperan sebagai matriks utama karena dapat terdegradasi secara alami, sedangkan metil miristat berperan sebagai molekul untuk meningkatkan stabilitasnya. Pemplastis ditambahkan untuk mengurangi kekakuan struktur pati, sementara PVA berperan sebagai penguat matriks. Selain itu ditambahkan zat pengisi TiO2 yang memiliki kemampuan untuk menyerap cahaya pada panjang gelombang sekitar 450 nm sehingga memiliki sifat anti-UV. Proses pembuatan plastik melibatkan gelatinasi, kompleksasi, dan pencampuran menggunakan metode pemanasan pada suhu tertentu. Plastik dibuat dengan berbagai variasi molekul tamu yaitu MM 3% , MM 5%, dan MM 7% (b/b terhadap massa total kompleks). Perbandingan kompleks:PVA yang digunakan yaitu 2:1 dan 3:1. Pemplastis ditambahkan dengan variasi 18%, 23%, dan 28% (b/b), yang terdiri dari asam sitrat 3%, 4%, dan 5% (b/b) dan sisanya adalah gliserol, serta variasi TiO2 2% dan 4% (b/b). Kenaikan jumlah molekul tamu meningkatkan kristalinitas pati yang berperan dalam peningkatan kuat tarik. Namun secara umum, data menunjukkan bahwa plastik dengan molekul tamu 3% memberikan sifat mekanik yang lebih tinggi, menunjukkan bahwa penambahan molekul tamu lebih dari 3% kemungkinan dapat membentuk agregat dengan sesamanya yang menyebabkan kuat tarik berkurang. Kenaikan jumlah PVA meningkatkan sifat mekanik karena PVA sendiri memiliki sifat mekanik yang baik sehingga dapat memperkuat matriks pati. Pemplastis berperan menjembatani interaksi antar polimer sehingga dapat meningkatkan elongasi. TiO2 berperan sebagai zat pengisi sehingga dapat meningkatkan kekakuan plastik, namun kenaikan jumlah TiO2 dapat menyebabkan terbentuknya agregat yang dapat mengurangi homogenitas. Hasil pengujian menunjukkan bahwa plastik yang paling komplatibel adalah plastik dengan komposisi pemplastis 23%, dengan gliserol 18% dan asam sitrat 5%, metil miristat sebanyak 3%, perbandingan kompleks terhadap jumlah PVA 2:1, dan partikel TiO2 sebanyak 2% yang menghasilkan plastik dengan kuat tarik sebesar 5,59 MPa dan elongasi sebesar 252%. Plastik yang dihasilkan bersifat hidrofilik dengan sudut kontak 62,878,8?, mampu menyerap air hingga 366,6-542% dari berat awal, memiliki topografi permukaan dengan nilai Sa sebesar 0,038-0,1394 dan Sq sebesar 0,0462-0,2201 ?m, serta menyerap air pada kondisi RH 53% hingga 6,91% pada hari ke-15.