2008 TS PP EKA YUSLITA DEWI 1-COVER.pdf
2008 TS PP EKA YUSLITA DEWI 1-BAB 1.pdf
2008 TS PP EKA YUSLITA DEWI 1-BAB 2.pdf
2008 TS PP EKA YUSLITA DEWI 1-BAB 3.pdf
2008 TS PP EKA YUSLITA DEWI 1-BAB 4.pdf
2008 TS PP EKA YUSLITA DEWI 1-BAB 5A.pdf
2008 TS PP EKA YUSLITA DEWI 1-BAB 5B.pdf
2008 TS PP EKA YUSLITA DEWI 1-BAB 5C.pdf
2008 TS PP EKA YUSLITA DEWI 1-BAB 6.pdf
2008 TS PP EKA YUSLITA DEWI 1-BAB 7.pdf
2008 TS PP EKA YUSLITA DEWI 1-PUSTAKA.pdf
Ditinjau dari segi persediaan air dari sumbernya pada saat ini dikhawatirkan waduk Way Jepara akan sulit untuk dapat memenuhi kebutuhan yang diinginkan, mengingat inflow menuju waduk semakin kecil. Untuk memenuhi kebutuhan akan air, upaya yang biasa dilakukan adalah dengan menambah pasok air. Pendekatan lain adalah dengan melakukan penghematan air. Untuk irigasi yang merupakan pengguna air terbesar, peningkatan efisiensi akan berdampak besar. Demand management adalah upaya-upaya menghemat air yang ditekankan pada perilaku pengguna air itu sendiri. Oleh karena itu perlu mengkaji dampak teknis, kebijakan, sosial dan budaya dari berbagai instrumen dalam demand management, sehingga dapat diperoleh suatu mekanisme penghematan air yang sesuai dengan kondisi lokal irigasi di Indonesia. Efisiensi penggunaan air irigasi di petak sawah merupakan prosentase dari perbandingan kebutuhan air yang diperlukan di petak sawah dengan debit air irigasi yang diberikan sampai ke petak sawah. Debit air irigasi yang diberikan sampai ke petak sawah merupakan parameter yang sangat dominan mempengaruhi nilai efisiensi penggunaan air irigasi di petak sawah, sedangkan parameter evapotranspirasi dan perkolasi pengaruhnya relatif kecil. Hasil pengamatan efisiensi irigasi yang dilakukan pada D.I. Way Jepara, Kabupaten Lampung Timur, memberikan nilai untuk penggunaan air irigasi di petak sawah terhadap rencana operasional yang dilakukan pada fase pengolahan lahan (e = 68.67 %), pada fase awal pertumbuhan (e = 48.43%), efisiensi terhadap kebutuhan secara teoritis (continous flow) pada fase pengolahan lahan (e = 85.47 %), pada fase awal pertumbuhan (e = 72.73 %), dan efisiensi terhadap kebutuhan secara teoritis (intermittent flow) pada fase pengolahan lahan (e = 85.47 %), pada fase awal pertumbuhan (e = 22.86 %). Berdasarkan Hasil analisis prioritas aspek kegiatan dalam rangka efisiensi irigasi Dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) adalah aspek sosial budaya; kelembagaan; kebijakan;dan terakhir aspek teknis.