digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak
PUBLIC Open In Flipbook Dewi Supryati

Saat ini, organisasi di Indonesia, termasuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dituntut mampu beradaptasi untuk menjaga keberlangsungan hidup organisasi melalui manajemen perubahan. BUMN melakukan transformasi ke core values AKHLAK untuk adaptasi tantangan domestik dan global. Namun, transformasi tersebut memiliki tantangan dari sisi strategi, manajerial, adaptabilitas, dan sistem perusahaan. Tantangan ini disebabkan oleh kebiasaan manusia yang telah memengaruhi sistem dan cenderung menolak perubahan karena menilai kondisi saat ini sudah bagus, sehingga menghambat proses perubahan. Penolakan ini berasal dari individu terlibat yang dipengaruhi oleh karakter dan pengaruh tim dan organisasi. Di sisi lain, berdasarkan literatur yang ada, penelitian yang meninjau faktor di ketiga tingkat tersebut secara bersamaan masih sedikit. Oleh karena itu, penelitian ini ditujukan untuk mengeksplorasi faktor penolakan individu terhadap perubahan di tingkat individu, tim, dan organisasi secara bersamaan dan mengembangkan strategi untuk mengatasi penolakan. Penelitian ini mengeksplorasi faktor penolakan individu terhadap perubahan dengan berfokus pada variabel karakter individu (tingkat individu), budaya organisasi (tingkat organisasi), kepemimpinan (tingkat tim), dan sumber daya organisasi (tingkat organisasi). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, menggunakan metode PLS-SEM untuk analisis data dengan metode survei/kuesioner untuk pengumpulan data. Objek penelitian ini adalah dua BUMN di Indonesia, dari sektor minyak & gas serta kurir & logistik. Responden adalah karyawan dari kedua perusahaan yang mengalami transformasi tersebut. Hasil penelitian ini adalah tiga faktor meliputi sumber daya organisasi dan karakter individu memiliki pengaruh negatif signifikan, sementara kepemimpinan memiliki pengaruh positif signifikan terhadap penolakan individu terhadap perubahan dalam konteks BUMN. Penelitian ini menyarankan tindakan pengelolaan yang terdiri dari komunikasi berbasis segmen, efikasi diri, forum timbal balik, kepemimpinan transformasional, infrastruktur, dan pelatihan.