digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

PT Asamura sebagai BUMN di sektor energi menghadapi tantangan dalam implementasi tata kelola terintegrasi yang sesuai. Tata kelola ini menjadi penting untuk BUMN yang memiliki anak perusahaan dengan kontribusi laba yang signifikan. Regulasi terbaru Permen BUMN No. 02/MBU/03/2023 menekankan pentingnya penerapan tata kelola terintegrasi mencakup manajemen risiko, audit internal, dan kepatuhan. Oleh karena itu, diperlukan model tata kelola terintegrasi yang adaptif, efektif, dan efisien, yang mampu mengatasi kelemahan pendekatan silo saat ini sekaligus memperkuat GCG secara konsisten di seluruh entitas grup. Untuk mengatasi tantangan bisnis tersebut, tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis struktur organ pengelola risiko di masing-masing anak perusahaan, mengidentifikasi dan merumuskan parameter yang relevan untuk merancang model atau kebijakan tata kelola terintegrasi yang efektif dan optimal, menyusun peta jalan implementasi tata kelola terpadu di Grup PT Asamura. Kerangka kerja penelitian ini menggunakan gap analysis untuk memetakan kesenjangan antara kondisi organ pengelola risiko dengan ketentuan yang berlaku. Metode penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui kuesioner, sedangkan data sekunder dari laporan tahunan PT Asamura. Analisis dilakukan dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) berdasarkan tiga parameter utama: (1) Lini Bisnis (terhubung langsung dengan rantai pasok induk, tidak terkait rantai pasok tetapi mendukung pilar RJPP, tidak mendukung keduanya), (2) Ukuran dan Kontribusi (asset, modal, laba bersih), serta (3) Status dan Kepemilikan Saham (operasi, pengendali, non pengendali). Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan analisis hirarki proses (AHP) bobot prioritas kriteria dalam penilaian entitas, yaitu Lini Bisnis (59,6%), Status & kepemilikan saham (22,8%), dan ukuran & kontribusi (17,5%). Hasil AHP menegaskan bahwa anak perusahaan yang berada pada rantai pasok inti dan berstatus operasional memiliki prioritas utama dalam penguatan tata kelola. Berdasarkan klasifikasi risiko, penelitian ini menyederhanakan tipe entitas menjadi tiga kategori: Type 1, Type 2 dan Type 3 dan penelitian ini menyusun roadmap tiga tahap (jangka pendek, menengah, dan panjang). Rekomendasi penelitian ini bahwa penguatan tata kelola terintegrasi di PT Asamura Group harus dilakukan secara bertahap dan proporsional.