digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Teluk Banten berpotensi mengalami akumulasi polutan dan penurunan kualitas perairan. Salah satu parameter penting untuk menilai kerentanan tersebut adalah Residence Time (RT), yaitu waktu tinggal partikel sebelum keluar dari suatu sistem perairan. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung RT di Teluk Banten dengan mengasumsikan pergerakan partikel berupa sampah plastik, serta menganalisis pengaruh pasang surut dan debit sungai terhadap nilainya. Pemodelan hidrodinamika dilakukan menggunakan Delft3D-FLOW dua dimensi barotropik dengan metode particle tracking. Domain model dibangun berdasarkan data batimetri dari PUSHIDROSAL, garis pantai, komponen pasang surut dari Tidal Model Driver (TMD), dan debit enam sungai utama. Simulasi dijalankan selama periode 1–31 Oktober 2019 dengan lima skenario debit sungai, yaitu: (1) tanpa debit sungai, (2) debit rata-rata, (3) debit minimum, (4) debit maksimum, dan (5) debit observasi Oktober 2019, serta dianalisis pada dua kondisi purnama dan dua kondisi perbani. Verifikasi model dilakukan dengan membandingkan elevasi muka air hasil simulasi terhadap data konstanta dan observasi pasang surut di Pulau Pamujan Besar. Hasil verifikasi menunjukkan tingkat akurasi yang tinggi dengan nilai Root Mean Square Error (RMSE) sebesar 0,05 m, koefisien korelasi 0,94, serta bias sebesar 0,008 dan 0,006 untuk dua perbandingan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai RT di Teluk Banten dipengaruhi oleh kombinasi pasang surut, debit sungai, dan posisi awal pelepasan partikel. Pada seluruh skenario, partikel bergerak lebih cepat pada kondisi purnama dibandingkan perbani akibat amplitudo pasang surut yang lebih besar, yang meningkatkan kecepatan arus sebesar 0,01–0,1 m/s. Skenario debit maksimum (Skenario 4) menghasilkan nilai RT tercepat, berkisar antara 23–271 jam (1–11 hari), sedangkan debit kecil (Skenario 1, 3, dan 5) memperpanjang RT hingga 23–803 jam (1–34 hari). Debit sungai berpengaruh secara lokal terhadap RT di Teluk Banten, sedangkan pasang surut berpengaruh secara keseluruhan terhadap sistem perairan. Temuan ini menegaskan bahwa RT dapat digunakan sebagai indikator utama dalam menilai potensi akumulasi polutan di perairan semi-tertutup seperti Teluk Banten, serta menjadi dasar ilmiah bagi pengelolaan lingkungan, strategi konservasi, dan mitigasi pencemaran di wilayah pesisir tersebut.