Perubahan iklim dan ketahanan energi menjadi isu yang semakin mendesak seiring dengan meningkatnya emisi gas rumah kaca akibat peningkatan penggunaan energi fosil. Energi baru dan terbarukan (EBT) dengan emisi yang lebih rendah dipandang sebagai solusi untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil. Dalam konteks transisi energi, pengembangan teknologi rendah emisi, termasuk produksi hidrogen berbasis EBT, menjadi sangat penting.
Penelitian ini menganalisis kelayakan teknis dan ekonomi produksi hidrogen sebagai bahan bakar dengan memanfaatkan fasilitas Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang. Data teknis dan ekonomi diperoleh dari data operasi, spesifikasi teknis Hydrogen Plant yang saat ini ada di PLTP Kamojang, serta asumsi-asumsi dari literatur. Analisis teknis dilakukan melalui pemodelan kinerja dua jenis teknologi elektrolisis, yaitu Alkaline Water Electrolysis (AWE) dan Proton Exchange Membrane (PEM) menggunakan aplikasi Aspen Plus V14, dengan mempertimbangkan parameter-parameter seperti kapasitas produksi, konsumsi energi, dan umur ekonomis alat. Analisis ekonomi difokuskan pada perhitungan Capital Expenditure (CAPEX), Operational Expenditure (OPEX), dan Electricity Cost untuk menentukan nilai Levelized Cost of Hydrogen (LCOH).
Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai LCOH dari AWE yang saat ini digunakan di PLTP Kamojang adalah sebesar 16,09 USD/kg dengan kapasitas produksi 56 ton/tahun. Sementara LCOH dari PEM menunjukkan nilai sebesar 7,78 USD/kg dengan kapasitas produksi lebih dari 16 ribu ton/tahun. Teknologi PEM menunjukkan kinerja teknis dan ekonomi yang lebih unggul dibandingkan AWE, dengan LCOH yang lebih kompetitif untuk kebutuhan komersial, sementara AWE lebih cocok untuk menjadi pilot project. Temuan ini memberikan dasar pertimbangan dalam perencanaan pengembangan infrastruktur hidrogen di PLTP Kamojang dalam rangka mendukung kebijakan dekarbonisasi nasional. Kajian ini juga menyarankan perlunya optimalisasi kapasitas dan efisiensi teknologi elektroliser untuk menjamin keekonomian proyek jangka panjang.
Perpustakaan Digital ITB