Abstrak - Siti Humairoh Nurul Ausiee
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
COVER - Siti Humairoh Nurul Ausiee
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB I - Siti Humairoh Nurul Ausiee
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB II - Siti Humairoh Nurul Ausiee
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB III - Siti Humairoh Nurul Ausiee
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB IV - Siti Humairoh Nurul Ausiee
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB V - Siti Humairoh Nurul Ausiee
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA - Siti Humairoh Nurul Ausiee
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
LAMPIRAN - Siti Humairoh Nurul Ausiee
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Industri pertambangan emas berkontribusi signifikan terhadap perekonomian Indonesia, namun aktivitas pertambangan menghasilkan limbah (tailing) yang mengandung berbagai zat berbahaya seperti tembaga (Cu). Tembaga merupakan unsur esensial bagi berbagai organisme, tetapi dapat bersifat toksik pada konsentrasi tinggi. Salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan ini adalah bioremediasi menggunakan mikroorganisme indigen. Fungi merupakan salah satu agen bioremediasi yang memiliki kemampuan beradaptasi pada kondisi lingkungan ekstrem dan memiliki dinding sel kaya gugus fungsional yang dapat mengakumulasi polutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi fungi indigen dari tailing tambang emas di Jawa barat, mengkarakterisasi isolat potensial, serta menguji potensinya dalam meremediasi Cu dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 1 faktor dan dilakukan secara triplo. Fungi diisolasi dari tailing dengan medium Potato Dextrose Agar, isolat kemudian dipilih berdasar uji aktivitas bioenzyme (laccase, lignin peroxidase, dan mangan peroxidase) yang dapat mendegradasi ikatan kimia struktur tembaga. Isolat terpilih ditumbuhkan pada medium Potato Dextrose Broth, dengan variasi konsentrasi (50 ppm, 100 ppm, 200 ppm), diinkubasi selama 126 jam pada suhu 29oC dengan agitasi 160 rpm. Konsentrasi Cu sisa pada media dan akumulasi Cu pada biomassa fungi dihitung dengan Atomic Absorption Spectroscopy. Analisis statistik dilakukan menggunakan One-Way ANOVA dengan uji lanjut Tukey pada taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 3 isolat jamur indigen tailing tambang emas Perusahaan X yang berbeda secara morfologi dan kemudian diberi kode X, Y, dan Z. Isolat Z dapat menghasilkan enzim lignin peroksidase dan mangan peroksidase, sehingga dipilih untuk uji lebih lanjut. Isolat Z mampu menurunkan konsentrasi Cu dengan efisiensi 8,23–15,37% dan dapat mengakumulasi sekitar 3,65–4,92 mg Cu/g biomassa. Analisis statistik menunjukkan bahwa perbedaan antar perlakuan tidak signifikan (p>0,05). Isolat fungi Z memiliki potensi sebagai agen bioremediator Cu meskipun efisiensinya rendah karena terhambatnya pertumbuhan pada kondisi terpapar tembaga.
Perpustakaan Digital ITB