COVER Fata Namira Anandari
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Fata Namira Anandari
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Fata Namira Anandari
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Fata Namira Anandari
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Fata Namira Anandari
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Fata Namira Anandari
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Fata Namira Anandari
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Kanker serviks merupakan kanker keempat terbanyak yang diderita oleh wanita. Indonesia berada di posisi ketiga tertinggi di dunia atas kasus kematian akibat kanker serviks. Akan tetapi, terapi kanker konvensional masih memiliki berbagai keterbatasan seperti terjadinya komplikasi, resistensi, serta efek samping yang menurunkan kualitas hidup pasien. Kanker kanker merupakan penyakit yang disebabkan oleh adanya pertumbuhan sel yang tidak terkontrol sehingga induksi terjadinya apoptosis merupakan target utama dalam terapi kanker. Apoptosis diregulasi oleh 2 kelompok gen yang berperan dalam mendukung atau mencegah apoptosis. Salah satu ciri terjadinya apoptosis yaitu adanya fragmentasi nukleus. Saat ini, plant-derived exosome-like nanoparticles (PDEN) banyak diteliti sebagai agen antikanker yang biokompatibel dan rendah imunogenisitas, salah satunya yaitu PDEN dari jahe emprit (Zingiber officinale var. amarum) yang memiliki kandungan senyawa aktif antiinflamasi yang tinggi. Penelitian sebelumnya menunjukkan pemberian PDEN jahe emprit secara tidak langsung dapat memicu terjadinya apoptosis pada sel kanker. Namun, penelitian terkait pemanfaatan PDEN jahe emprit sebagai agen antikanker secara langsung pada sel masih terbatas. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi PDEN jahe emprit yang diberikan secara in vitro dalam menginduksi apoptosis pada lini sel kanker serviks HeLa. Hasil karakterisasi PDEN jahe emprit menunjukkan partikel memiliki ukuran rata-rata 190,98 ± 152,88 nm dengan morfologi bulat dan memiliki membran bilayer. Uji sitotoksisitas pada lini sel HeLa menggunakan uji MTT menunjukkan PDEN jahe emprit dapat menurunkan viabilitas sel HeLa secara signifikan (p-value < 0,05) jika dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif dengan nilai IC50 sebesar 6,742 ?g/mL setelah 48 jam inkubasi. Pemberian PDEN jahe emprit dengan konsentrasi 2,1, 6,7, dan 22 ?g/mL pada sel HeLa menyebabkan penurunan sel yang masih menempel pada permukaan plastik kultur serta meningkatkan jumlah sel yang mengalami kematian secara signifikan. Lebih lanjut, jika dibandingkan dengan kelompok kontrol, analisis ekspresi gen melalui RT-qPCR menunjukkan adanya penurunan ekspresi gen antiapoptosis MCL1 secara signifikan pada konsentrasi 22 ?g/mL (p-value < 0,05) serta peningkatan ekspresi gen proapoptosis BAX secara signifikan pada konsentrasi 6,7 dan 22 ?g/mL (p-value < 0,05). Analisis rasio BAX/MCL1, sebagai faktor krusial yang menentukan kemampuan sel untuk menstimulasi apoptosis, menunjukkan adanya peningkatan nilai rasio ekspresi BAX/MCL1 yang signifikan pada konsentrasi 22 ?g/mL jika dibandingkan dengan kelompok kontrol. Berdasarkan data yang diperoleh, dapat disimpulkan PDEN jahe emprit berpotensi untuk menurunkan viabilitas sel, menurunkan persentase sel yang menempel pada plastik kultur, meningkatkan jumlah sel yang mengalami kematian, menurunkan ekspresi gen antiapoptosis MCL1, meningkatkan ekspresi gen proapoptosis BAX, serta meningkatkan nilai rasio ekspresi BAX/MCL1 pada lini sel kanker serviks HeLa.
Perpustakaan Digital ITB