Industri perikanan di Kabupaten Halmahera Selatan dihadapkan pada tantangan
terbatasnya infrastruktur fish cold storage, yang menghambat optimalisasi potensi ekonomi
lokal. Penelitian ini mengusulkan solusi melalui sistem energi terintegrasi berkonfigurasi
kaskade (berjenjang) pada lapangan panas bumi Songa Wayaua, memanfaatkan panas dari
brine untuk menggerakkan Pembangkit Listrik Organic Rankine Cycle (ORC) yang panas
sisa dari sistem tersebut kemudian dimanfaatkan oleh Absorption Chiller LiBr-H?O.
Analisis termodinamika dilakukan untuk mengevaluasi kelayakan teknis dan kinerja
sistem. Evaluasi ini mencakup perhitungan detail daya keluaran bersih unit ORC, kapasitas
pendinginan yang dihasilkan Absorption Chiller, serta efisiensi termal pada sistem. Hasil
studi menunjukkan unit ORC mampu menghasilkan daya listrik bersih tambahan sebesar
531,37 kW. Fluida kerja R1233zd(E) terpilih sebagai yang paling optimal berkat kinerja
superior serta profil lingkungan yang aman dengan nilai Global Warming Potential (GWP)
1 dan Ozone Depletion Potential (ODP) 0. Panas sisa dari Preheater ORC pada temperatur
125 °C dapat menggerakkan Absorption Chiller, menghasilkan kapasitas pendinginan
sebesar 3,28 kW yang terbukti memadai untuk kebutuhan pendinginan produk ikan pada
ruang Pre Cooling Room di fasilitas Fish Cold Storage. Lebih lanjut, analisis finansial
menunjukkan model bisnis Fish Cold Storage ini layak dengan proyeksi Internal Rate of
Return (IRR) 14,89%, secara signifikan berpotensi meningkatkan harga jual ikan dari
nelayan hingga Rp145.143/kg. Model integrasi ini tidak hanya meningkatkan pemanfaatan
energi panas bumi di lapangan Songa Wayaua, tetapi juga menciptakan hubungan
simbiosis strategis antara PT. PLN (Persero) dengan masyarakat untuk peningkatan
kesejahteraan melalui dukungan langsung terhadap industri perikanan.
Perpustakaan Digital ITB